Wang dan rekannya menciptakan pseudovirus berbasis HIV yang membawa protein lonjakan kelelawar virus corona dengan sisipan PRRA.
Baca: Peneliti: Virus Corona Sudah Lama Ada di Dunia dan Mungkin Tidak Berasal dari China
Pseudovirus adalah virus yang dimodifikasi yang dapat menginfeksi sel.
Tetapi lebih aman untuk ditangani daripada virus asli karena hanya bereplikasi satu kali.
Lonjakan protein baru membelah lebih mudah, seperti yang diharapkan.
Para ilmuwan FDA mengamati, tetapi ada dampak negatif pada kemampuan pseudovirus untuk memasuki sel inang.
Para peneliti mengujinya pada sel-sel dari inang potensial yang berbeda, termasuk kelelawar dan trenggiling, dan hasilnya sama.
Dalam sel paru-paru manusia, misalnya, infektivitasnya turun ratusan kali dibandingkan dengan mereka yang membawa lonjakan virus kelelawar alami.
Hasil ini "mengejutkan", kata mereka. Asal usul Sars-CoV-2 masih menjadi misteri.
Meskipun penelitian oleh para ilmuwan dari seluruh dunia telah menghasilkan banyak bukti yang menentang teori konspirasi strain itu buatan manusia.
Tetap saja, inang perantara virus masih menjadi pertanyaan terbuka.
Kesenjangan genetik yang luas menunjukkan virus corona mungkin telah terpisah dari kerabat kelelawarnya.
Termasuk raTG13, bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu.
Tetapi apa yang terjadi antara saat itu dan pandemi global saat ini telah menjadi mata rantai yang hilang.
Baca: Peneliti Temukan Bukti Virus Corona yang Menyebar di Italia Tidak Datang dari China
Studi FDA menemukan petunjuk yang dapat membantu membawa jawaban selangkah lebih dekat.