News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Khawatir Tak Ada 'Senjata Ajaib' untuk Kalahkan Covid-19, WHO: Taat Pakai Masker dan Jaga Jarak

Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

"Namun, tidak ada 'peluru perak' saat ini dan mungkin tidak akan pernah ada."

Dr Tedros menyampaikan, ia khawatir bila vaksin yang tengah diteliti mungkin saja tidak berfungsi dengan baik.

"Ada kekhawatiran, kita mungkin tidak memiliki vaksin yang dapat berfungsi, atau perlindungannya hanya untuk beberapa bulan, tidak lebih."

Iran telah memperkenalkan langkah-langkah untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona. (AFP)

Baca: WHO Rilis Pedoman Baru Protokol Kesehatan, Enggan Singgung Penularan Corona Melalui Udara

"Tapi tunggu sampai kita menyelesaikan uji klinis, kita tidak akan tahu," paparnya.

Kepala kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan negara-negara dengan tingkat penularan yang tinggi, seperti Brasil dan India, perlu bersiap untuk pertempuran besar dan 'mengatur ulang' pendekatan mereka.

"Beberapa negara benar-benar harus mengambil langkah mundur sekarang dan benar-benar melihat bagaimana mereka menangani pandemi di dalam perbatasan nasional mereka," ia mengingatkan.

Hanya ada lima vaksin di dalam fase tiga, yang artinya mereka dalam tes kemanjuran skala besar.

Ilustrasi vaksin virus corona. Rusia mengklaim telah menemukan vaksin corona yang dianggap vaksin paling menjanjikan saat ini.. (Fresh Daily)

Baca: Geram Disebut Kacung WHO, IDI Laporkan Jerinx SID ke Polisi, Dugaan Pencemaran & Ujaran Kebencian

Menurut pantauan Sky News, saat ini tampaknya vaksin dipimpin oleh kelompok Inggris dari Universitas Oxford dan AstraZeneca.

Jika berhasil, maka akan ditinjau oleh Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan untuk memeriksa apakah itu harus digunakan pada masyarakat umum.

Beberapa negara, termasuk Inggris, telah menghabiskan jutaan dolar untuk pre-order pasokan vaksin.

Ini didasarkan pada pekerjaan sebelumnya untuk menghasilkan vaksin melawan MERS, virus pernapasan mematikan lainnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini