"Sebuah kelompok kerja khusus telah dibentuk untuk mengidentifikasi mutasi."
"Kami melihat bagaimana kami dapat lebih memahami apa arti mutasi dan bagaimana mereka berperilaku," kata ahli epidemiologi Maria Van Kerkhove.
Salah satu mutasi yang ditemukan di Eropa, Amerika Utara dan sebagian Asia mungkin lebih menular tetapi dampaknya tidak terlalu mematikan.
Baca: Begini Tanggapan WHO Soal Vaksin Virus Corona Milik Rusia
Baca: Khawatir Tak Ada Senjata Ajaib untuk Kalahkan Covid-19, WHO: Taat Pakai Masker dan Jaga Jarak
Paul Tambyah, konsultan senior di National University of Singapore dan presiden terpilih dari International Society of Infectious Diseases, mengatakan, mutasi yang semakin umum D614G bertepatan dengan penurunan tingkat kematian.
Dikutip dari worldometers, pada Minggu (23/8/2020) virus corona di dunia kini telah menjangkiti lebih dari 23 juta jiwa.
Dengan lebih dari 800 ribu kematian terjadi dan lebih dari 15 juta jiwa meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Maliana)