Sebelumnya diberitakan, Komisi IX DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan sejumlah pihak dengan fokus pembahasan pengembangan obat dan vaksin Covid-19.
"Intinya kita ingin tahu bahwa di negara kita bahkan dunia juga terdapat pandemi Covid-19 yang hari ini juga mulai meningkat jumlah kasusnya," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh, selaku pemimpin rapat, Senin (31/8/2020).
"Karena itu kita ingin tahu segera mendapatkan vaksin maupun obat dalam rangka untuk (mencegah) penyebaran maupun penyembuhan terhadap virus ini," imbuhnya.
Baca: Update Covid-19 di Indonesia 31 Agustus: Pasien Sembuh Tambah 1.774, Total Capai 125.959
Nihayatul menjelaskan fokus pembahasan adalah mengenai penelitian dan pengembangan obat dan vaksin Covid-19, sumber pembiayaannya, dan kendala yang sedang dihadapi.
Kemudian terkait dengan penjelasan tentang perkembangan pengembangan Vaksin Merah Putih, sumber pembiayaannya, dan kendala yang sedang dihadapi.
Baca: Update Corona 31 Agustus 2020 di Indonesia: 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi dan Terendah
Politikus PKB tersebut mengatakan dalam rapat ini Komisi IX DPR RI ingin mengetahui secara pasti problematika yang sedang dihadapi negara ini.
"Sehingga solusi-solusi itu akan segera bisa kita tindaklanjuti, baik dari proses maupun hal-hal lain yang memang perlu segera diselesaikan atau perlu ditindaklanjuti," kata dia.
Baca: 100 Dokter Gugur Akibat Covid-19, Komisi IX DPR: Ini Kerugian SDM Besar Bagi Indonesia
Adapun pihak terkait yang diundang dalam rapat tersebut antara lain Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan; Deputi I Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif Badan POM; Direktur Utama PT Bio Farma; dan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.
Selain itu, diundang pula Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman; Kepala Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaran; Ketua UGM Science And Techno Park; Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga; serta Ketua Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi FKUI-RSCM.