Sementara Singapura mencatat lebih dari 58.000 kasus dan 29 kematian.
Bagian dari tindakan pencegahan untuk dimulainya kembali kapal pesiar berlayar di Singapura melibatkan pengujian pra-keberangkatan dalam waktu 48 hingga 72 jam sebelum boarding. Para penumpang juga wajib memakai masker dan jarak sosial setiap saat.
"Saya benar-benar tidak tahu bagaimana bisa pasien terinfeksi," kata penumpang lain Muhammad Rezal Ramli, 40, yang telah ikut dalam pelayaran bersama dua anaknya yang masih kecil.
Para ahli penyakit menular mengatakan ada banyak alasan mengapa pasien bisa lolos saat pemeriksaan pra-keberangkatan.
Para ahli mengatakan tes PCR mungkin negatif palsu atau tidak mengambil fragmen virus lama, atau pasien mungkin telah terinfeksi antara tes hingga boarding.
"Ini adalah pemeriksaan realitas bahwa tes saat ini tidak sempurna," kata Paul Tambyah, Presiden Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection.
“Kontak dekat kasus yang terinfeksi akan ditempatkan dalam karantina atau pengawasan kesehatan,” kata kementerian kesehatan Singapura dalam sebuah keterangan yang dikirimkan kepada penumpang.(Reuters)