Pada hasil survei gelombang kedua September 2020, optimisme masyarakat Indonesia juga tertinggi sebesar 75 persen.
Selama pandemi, mayoritas masyarakat Indonesia mengaku lebih memilih membeli produk UMKM melalui e-commerce (64 persen), media sosial (33 persen), aplikasi transportasi online (33 persen), minimarket atau toko tradisional (30 persen).
Adapun produk UMKM yang paling banyak dibeli selama pandemi adalah makanan 55 persen seperti makanan beku (frozen) atau siap dimasak (ready to cook), minuman 53 persen, seperti minuman kopi dan buah segar 53 persen.
Ketiga kategori produk UMKM tersebut masih akan tetap diminati selama 2021 ini, makanan atau kuliner (66 persen), minuman (58 persen) dan buah (52 persen).
Di samping itu, 73 persen responden Indonesia berpendapat bahwa program stimulus yang diberikan Pemerintah untuk industri UMKM sangat membantu mereka untuk bertahan selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Sri Mulyani: Data Kesehatan Beberapa Negara Bobol karena Vaksinasi
Group Service Line Leader Thailand, Viraj Juthanii menyampaikan warga di Asia Tenggara masih merasakan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 pada pendapatan pribadi dan perilaku belanja mereka.
"Indonesia dan Vietnam memiliki optimisme masa depan yang positif secara umum, sementara Singapura pulih dengan kuat. Kembali tingginya kasus positif dan pemberlakuan larangan ketat (lockdown) baru-baru ini telah mendorong sentimen Malaysia dan Thailand 'kembali ke merah'. Konsumen masih menahan pengeluaran dalam jumlah besar (major purchase) karena ketidakpastian atas pendapatan dan keamanan pekerjaan," ungkap Viraj.
Sisi positifnya, perilaku belanja terpusat pada 'rutinitas pandemi', yang telah berkembang dalam 1 tahun terakhir, sedang turun.
"Konsumen di Asia Tenggara membuka dompet mereka untuk membeli pengeluaran lebih kecil seperti pakaian, perjalanan lokal dan aktivitas budaya," ucap Viraj.