Hal ini disampaikan kepolisian negara bagian itu pada Senin melalui pernyataan resminya.
Dikutip dari laman Business Insider, Senin (7/6/2021), menurut Kepala Polisi Rohaimi Md Isa, drone itu diklaim dapat mendeteksi suhu tubuh dari ketinggian 20 meter atau 65 kaki di udara.
Baca juga: Ini Startup Pertama Terlibat Penuh dalam Vaksinasi Covid-19 di Semua Lini
Drone akan memancarkan lampu merah jika suhu yang terdeteksi mencapai angka di atas 37,5 derajat Celcius atau 99,5 derajat Fahrenheit.
"Drone ini sangat membantu," kata Rohaimi.
Sebelumnya, Malaysia telah memberlakukan sistem penguncian atau lockdown nasional ketiga pada hari Selasa lalu.
Baca juga: Di Tubuh Wanita Ini Virus Covid-19 Bermutasi 32 Kali Selama 216 Hari
Saat unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit di negara itu berjuang untuk menahan gelombang baru kasus Covid-19 yang semakin serius.
Jumlah pasien yang dirawat di ICU pun tercatat mencapai rekor tertinggi selama 13 hari berturut-turut hingga hari Minggu kemarin.
Perlu diketahui, berdasarkan laporan Slate pada Mei 2020, di awal pandemi, pihak berwenang di India, Italia, Oman, Amerika Serikat (AS) dan China pun telah bereksperimen dengan drone untuk memantau suhu.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Terkendali, Pemerintah Harap Kepatuhan Penggunaan Masker Meningkat
Namun metode itu kemudian menuai kritikan dari banyak pihak.
Kepolisian di Connecticut, AS membatalkan rencana penggunaan drone yang berfungsi memantau suhu tubuh dan melacak jarak antara orang, karena alasan privasi dari penduduk setempat.
Sedangkan kepolisian Malaysia telah menggunakan drone dalam lockdown sebelumnya, untuk menyampaikan peringatan agar warga tetap tinggal di dalam rumah.