Bahkan, jumlah jenazah bulanan ini yang paling banyak selama pandemi, sejak Maret 2020 lalu.
"Iya sepanjang kami memakamkan Covid-19 yang paling tinggi bulan ini. Rekor awal itu Januari 148 jenazah, sudah dilampaui di bulan ini," papar Tabroni.
Jika dirata-rata, per harinya bisa 10-12 jenazah dimakamkan di TPU khusus korban Covid-19 itu.
"Paling banyak itu kemarin 22 jenazah, sampai malam, sampai subuh," kata dia.
Ambulans sampai mengantre giliran untuk mengantarkan jenazah sampai ke liang lahat.
"Kadang sperti itu, ada ambulans datang, beriringan, ya kita satu persatu," ujarnya.
Lahan pemakamanpun terus diperluas, agar mampu menampung lonjakan angka kematian yang sedang tinggi.
"Masih, masih, lahan masih mencukupi, kami lagi menggarap juga lahan yang dibawah. Lagi perluasan," ujarnya.
Baca juga: Kemenkes Hapus Syarat Surat Domisili untuk Vaksinasi Covid-19, Cukup KTP Saja
Sementara, Kasi Pemakaman Disperkimta Tangsel, Nazmudin, mengonfirmasi soal stok peti mati yang habis.
"Iya sudah ada yang tidak pakai peti, kehabisan. Iya karena tingkat kematian lumayan melonjak," kata Nazmudin melalui sambungan telepon.
Nazmudin juga mengungkapkan, selama ini peti mati untuk jenazah korban Covid-19 Tangsel dibeli dari Tangerang.
"Iya kan kalau kita enggak produsen peti, jadi kita ambil dari Tangerang," kata dia.
Nazmudin sebagai perwakilan Pemkot Tangsel hanya bisa pasrah dengan kondisi kehabisan peti mati itu.
"Iya kalau memang tidak ada ya kita tidak pakai peti, apa adanya," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Sejumlah Korban Pasien Covid-19 di Tangsel Dikuburkan Tanpa Peti Karena Kehabisan Stok