"Saya tanya (pada PMI Solo), rekor tertinggi berapa satu orang bisa mendonor plasma, informasi yang saya dapat sudah ada yang 11 kali," ungkapnya.
Baca juga: Kerja Sama Blue Bird, PMI Sediakan Jemput-Antar Pendonor Plasma Konvalesen Secara Gratis
Amin pun berniat untuk mendonorkan plasmanya berulang kali.
"Insyaallah dua minggu sekali saya akan donor," pungkasnya.
Apa Itu Plasma Konvalesen?
Sementara itu terapi plasma konvalesen merupakan salah satu metode penanganan pasien Covid-19 bergejala berat.
Terapi ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan gejala sedang atau ringan.
Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), dr Tonang Dwi Ardyanto menyebutkan, plasma konvalesen telah dikenal lama sebagai salah satu metode terapi pada berbagai kondisi.
"Terutama pada situasi-situasi pandemi, di mana ada penyakit baru, kita belum banyak mengenal, maka dilakukan (terapi) dengan cara plasma konvalesen," ungkap Tonang saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (11/7/2021).
Tonang menyebut terapi plasma konvalesen berpijak pada pemahaman seorang penyintas infeksi, setelah sembuh akan membentuk antibodi dalam tubuhnya.
Tonang menjelaskan, antibodi seseorang itu tersimpan dalam plasma darah.
Sehingga dengan plasma darah tersebut, diharapkan bisa memberikan antibodi (transfer antibodi) kepada penerima donor.
"Harapannya, antibodi yang diberikan melalui plasma ini tadi dapat membantu untuk melawan infeksi yang sedang berjalan," ujar Tonang.
Berita lain terkait Virus Corona
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)