Mereka yang menggunakan call center, kata dia, biasanya lapor dulu ke pos PPKM mikro atau PPKM darurat di tingkat RT-RW.
Kemudian dari RT-RW akan melaporkan ke pos PPKM tingkat desa, pos PPKM tingkat kecamatan, atau puskesmas setempat.
Nantinya puskesmas yang akan menghubungi call center RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Setelah mendapat data pasien, nantinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran akan mempersiapkan tempat perawatannya.
Setelah tempat perawatan siap, maka RSDC akan menghubungi lagi pos PPKM tingkat desa, pos PPKM tingkat kecamatan, atau puskesmas setempat.
"Nanti dia sampai di IGD Wisma Atlet sudah kosong (disiapkan perawatannya), memang sudah diatur oleh call center yang datang-datangnya itu. Jadi dengan adanya seperti ini sudah bagus sekali. Dan kita juga sudah mengatur dengan yang masuk melalui call center ini, oh ini baiknya ke Wisma Nagrak, jadi pasien itu nanti tidak ke Wisma Atlet, tapi langsung ke Wisma Nagrak," kata Mintoro.
Selain lewat call center, kata Mintoro, RSDC Wisma Atlet Kemayoran juga memberitahukan ke masyarakat apabila UGD telah penuh.
"Tapi kalau dia tetap datang ke UGD tetap dilayani. Tapi tetap kita memberikan informasi ke masyarakat bahwa saat ini UGD penuh. Kalau UGD penuh itu betul-betul UGD penuh, bisa sampai di atas 5 atau 6 jam dia bisa dapat tempat lagi. Jadi kasian sebetulnya kalau dia datang, terburu-buru, menunggu lama di UGD. Itu memang lagi penuh, bukan hanya siasat," kata dia.