Denmark khususnya, telah memusnahkan 15 juta cerpelai dan baru-baru ini memperpanjang larangan budidaya terhadap hewan itu.
Kebijakan ini tentu saja membuat marah industri yang dulunya merupakan salah satu produsen utama dunia.
Ahli Genetika University College London, Francois Balloux melabeli peternakan cerpelai dengan 'risiko besar yang lebih sulit dikelola' dibandingkan epidemi dan digambarkan sebagai 'reservoir besar inang yang rentan'.
Sebelumnya pada tahun lalu, Rusia mendaftarkan vaksin Covid-19 pertama di dunia untuk hewan.
Vaksin yang disebut Carnivac-Cov itu ditujukan untuk hewan berbulu, kucing dan anjing.
Layanan Pengawasan Hewan dan Fitosanitasi Rusia pada awal tahun ini mengatakan bahwa hewan mink yang divaksinasi dengan Carnivac-Cov pada awal tahun, diklaim berhasil mentransfer kekebalan pada anak-anaknya.