Kemudian terkait efek samping vaksin 17 kali ke tubuh Abdul Rohim, Ahmad menegaskan bahwa kasus ini merupakan hal yang menarik.
Sebab, belum diketahui dengan jelas bagaimana dan seperti apa efeknya jika seseorang disuntik vaksin melebihi dosis yang telah dianjurkan oleh penelitian atau pembuat vaksin tersebut.
"Kalau efek jangka panjang tentu kita tidak tahu, kita pantau saja," ucapnya.
Ahmad pun menambahkan bahwa jika benar tubuh Abdul Rahim memiliki titer antibodi yang lebih tinggi berkat vaksin 17 kali, maka diharapkan agar dia tidak mengalami efek serius dan malah menjadi lebih tahan terhadap serangan Covid-19.
"Harapannya seperti itu (lebih tahan terhadap serangan Covid-19)," ujarnya.
Baca juga: Lampaui Target WHO, Cakupan Vaksinasi Lengkap Indonesia Capai 40,12 Persen dari Total Populasi
Baca juga: Makin Luas Cakupan Vaksinasi, Makin Tinggi Efektivitas Vaksin
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, pemberian suntikan vaksin berulang kali tidak memiliki efek samping atau dampak yang membahayakan.
"Tidak ada dampak atau efek sampingnya, seperti yang terlihat pada orang yang disuntikkan itu, sehat walafiat, jadi tidak berbahaya, namun tidak perlu," kata dia saat dikonfirmasi, Rabu (22/12/2021).
Adapun terkait pembentukan antibodi, penyuntikan belasan kali yang dilakukan tidak membuat seseorang tersebut menjadi kuat terhadap paparan Covid-19.
Pasalnya, antibodi yang sebelumnya terbentuk dari dua suntikan awal akan dinetralkan oleh vaksin yang disuntikan berikutnya.
"Antibodi yang terbentuk sesuai dengan respons tubuh, pasti akan terbentuk, bila masih tinggi, maka suntikan vaksin berikutnya akan dinetralkan oleh antibodi yang masih ada, hasil vaksinasi sebelumnya," jelasnya.
(Tribunnews.com/Latifah/Rina Ayu)(Kompas.com/Ellyvon Pranita)
Artikel lainnya terkait Virus Corona