TRIBUNNEWS.COM - Tercatat dua orang di Surabaya, Jawa Timur, terdeteksi positif virus Covid-19 varian Omicron, Minggu (2/1/2022).
Mulanya hanya seorang yang terdeteksi. Setelah petugas melakukan tracing, seorang keluarga dari yang bersangkutan ternyata positif terinfeksi varian omicron.
"Ada satu yang kena. Kemudian, kami lakukan tracing ada satu anggota keluarga lagi (yang kena)," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Minggu (2/1/2021).
Cak Eri menjelaskan, satu orang ini awalnya baru pulang dari Bali. Mereka belum lama ini mengikuti reuni bersama keluarganya.
Baca juga: Dampak Omicron Terhadap Ekonomi Amerika Tidak Seganas Perkiraan
Baca juga: Khawatir Penyebaran Omicron, Malaysia Tangguhkan Perjalanan Umrah
"Dua orang ini merupakan satu keluarga. Namun, bukan suami istri. Soalnya, mereka reuni dalam keluarga besar," kata Cak Eri.
Untuk mengantisipasi penularan, dua orang ini telah mengikuti karantina di rumah sakit.
"Kondisinya, OTG (Tanpa Gejala). Namun, kami masih akan memastikan kondisi terakhirnya," kata Cak Eri.
Baca juga: Kasus Omicron di RI Terus Bertambah, Pemerintah Diminta Menutup Sementara Jalur Masuk Luar Negeri
Selain melakukan karantina terhadap warga yang bersangkutan, Pemkot Surabaya juga melakukan sejumlah langkah lanjutan. Di antaranya, blocking maupun tracing dengan melakukan swab massal.
"Swab massal dan swab hunter terus kami lakukan. Bukan hanya kepada keluarga yang bersangkutan, namun juga warga di sekitarnya," kata Cak Eri.
Pihaknya juga akan melakukan sosialisasi secara masif tentang pentingnya protokol kesehatan.
"Kami juga lakukan blocking area. Kami lakukan itu sambil melihat pergerakan Covid di Kota Surabaya," katanya.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Laura Navika Yamani SSi MSi PhD, mengatakan terdapat empat karakteristik virus Covid-19 varian omicron yang membedakan dengan varian lainnya.
Pertama yaitu daya tular lebih meningkat dari pada varian Delta.
Baca juga: Awak Kabin Terpapar Omicron, JetBlue Airways Batalkan 1.280 Jadwal Penerbangan
“Virus Covid-19 varian delta daya tularnya tujuh kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, sedangkan omicron lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian delta. Jadi bisa dibayangkan bagaimana berbahayanya varian omicron ini," tambah Laura.
Kedua, yaitu tingkat keparahan lebih rendah dibandingkan dengan varian delta.
Tapi, sambungnya, yang perlu digaris bawahi adalah ketika varian omicron memiliki daya tular yang lebih cepat dan tidak ada langkah antisipasi lebih awal sehingga banyak orang yang terinfeksi maka akan berisiko terjadi penularan yang lebih luas.
“Apabila tidak dibendung maka kasusnya akan semakin banyak dan mungkin bisa menyebabkan fasilitas kesehatan overload. Ketika fasilitas kesehatan penuh, maka penanganan pasien bisa terlambat sehingga keparahan penyakit pasien meningkat atau bahkan bisa menyebabkan kematian,"ucap Laura.
Ketiga yaitu deteksi Varian Omicron Gunakan PCR-SGTF. Keempat adalah efektivitas Vaksin Covid-19 menurun untuk melawan varian omicron.
"Ketika muncul varian baru dari virus Covid-19, terdapat kekhawatiran bahwa varian tersebut dapat melarikan diri dari antibodi yang telah terbentuk dari vaksin,"urainya.
Menurutnya, salah satu upaya untuk melawan varian apapun dari virus Covid-19 yakni dengan menerapkan 3 M tersebut. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk melakukan vaksinasi karena hingga saat ini vaksin Covid-19 masih efektif untuk melawan virus Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh.
"Kalau tidak divaksin, maka varian apapun bisa menyebabkan kematian," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Covid-19 Varian Omicron Sudah Sampai di Surabaya dengan 2 Warga Terindikasi Infeksi Usai dari Bali