News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Wakil Ketua Komisi X DPR Minta Orangtua Tidak Ragu Anaknya Divaksin

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Cipinang Melayu 05, Jakarta Timur, Senin (3/1/2022). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di seluruh sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Proses PTM 100 persen murid setiap kelas ini sudah diberlakukan seperti belajar mengajar umumnya sebelum ada pandemi Covid-19. Hanya saja, waktu proses belajar mengajar kali ini masih dibatasi. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai Januari 2022, pemerintah mengizinkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di daerah dengan level PPKM 1, 2, dan 3. 

Terkait itu, para orangtua diminta agar tidak ragu anak-anaknya disuntik vaksin Covid-19.

“Saya mendorong agar orang tua segera melakukan vaksinasi Covid-19 pada anak. Sekarang banyak vaksinasi serentak untuk usia anak dan remaja. Gratis dan mudah,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian kepada wartawan, Senin (3/12/2021).

Baca juga: Aturan Sekolah Tatap Muka, Berlaku Mulai Hari Ini hingga Lama Belajar Paling Banyak 6 Jam

Dia menjelaskan, vaksinasi segala pihak sangat penting dalam PTM. 

Dia menambahkan, vaksin bukan hanya kepada pendidik dan tenaga kependidikan saja (PTK).

“Namun juga orangtua dan murid. PTM bebas Covid-19 tidak akan berhasil dilaksanakan jika salah satu pihak belum divaksin,” tuturnya.

Dia optimistis penanganan Covid-19 bisa lebih sukses dengan semakin banyaknya anak-anak yang disuntik vaksin, terlebih tren kasus belakangan ini menurun. 

Baca juga: 14 Rekomendasi IDAI Terkait Sekolah Tatap Muka Terbatas 2022: Guru Harus Sudah Divaksin

"Saya optimistis, tentu jika protokol kesehatan dijalankan dengan ketat,” katanya.

Hal senada dikatakan oleh Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Laura Navika Yamani. 

“Vaksin menjadi syarat anak bisa mendapatkan vaksin agar bisa sekolah luring. Jika aturan ini tegas, maka orang tua murid akan mempertimbangkan bahwa vaksin penting,” katanya secara terpisah.

Selain itu, kata dia, pihak sekolah harus memberikan penjelasan terkait pentingnya vaksin agar tidak menjadi terpaksa untuk divaksin tetapi betul-betul sukarela. 

“Vaksin salah satu cara untuk memastikan bahwa masing-masing anak memiliki kekebalan awal terhadap Covid-19,” imbuhnya.

Dia mengatakan, dari data evaluasi menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksin akan dapat mencegah keparahan ketika terinfeksi.

“Iya tentu kelompok anak-anak di Indonesia cukup banyak. Ini akan lebih meningkatkan cakupan jika kelompok anak yang menjadi target vaksin banyak yang sudah divaksin,” katanya. (Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini