Luhut mengatakan, tidak mungkin varian Omicron tidak ada di tengah publik Indonesia.
"Kalau lihat tadi Omicron sudah menyebar ke mana-mana, ya tidak mungkin itu (Omicron) tidak ada di (tengah) publik. Sudah ada," ujar Luhut, seperti yang diberitakan Kompas.com.
Luhut lantas mencontohkan, dalam rapat evaluasi PPKM pada Senin, ada laporan bahwa satu pasien yang terpapar Omicron bertemu belasan orang.
Baca juga: Pasien Positif Omicron Tanpa Gejala Wajib Isolasi di RS, Biaya Ditanggung Pemerintah
Baca juga: Penularan Omicron Meningkat, Ini Alasan Pemerintah Belum Kunjung Tutup Total Pintu Masuk
Namun, belasan orang tersebut dinyatakan negatif Covid-19 setelah dites.
Meski begitu, kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat memang harus mewaspadai penularan varian Omicrun.
Sebab, bisa saja seseorang terpapar varian Omicron tetapi dia tidak merasa sakit tertentu karena antibodinya baik.
Selanjutnya, orang tersebut bisa menularkan virus itu kepada orang lain.
Maka dari itu, lanjut Luhut, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
Baca juga: Varian Omicron Dapat Kurangi Akurasi Alat Deteksi Covid-19 Rapid Antigen
Baca juga: Mengapa Jakarta Kembali ke PPKM Level 2? Kasus Omicron dan Covid-19 Aktif Mulai Meningkat
Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu takut terhadap varian Covid-19 ini.
"Masyarakat tetaplah mematuhi protokol kesehatan. Kita tak perlu takut berlebihan, paranoid, asalkan tetap memakai masker dan disiplin mematuhi protokol kesehatan," tambah Luhut.
(Tribunnews.com/Whiesa) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)