"Kita juga melihat orang yang telah divaksin, kemudian tertular Omicron, gejalanya lebih ringan," tutur Nadia.
Hadapi Omicron, Pemerintah Perkuat Telemedecine
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, pemerintah melakukan penguatan di berbagai pintu masuk negara seperti testing, tracing dan treatment untuk menekan penyebaran Omicron di Indonesia.
Pemerintah juga menjalankan program percepatan vaksinasi Covid-19 dan booster.
Untuk testing sendiri, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro dari Kementerian Kesehatan sudah mendistribusikan kit S Gene Target Failure (SGTF) guna mendeteksi varian SARS-CoV-2 atau varian Omicron di Indonesia
SGTF ini merupakan salah satu metode mendeteksi varian Omicron.
Sejauh ini Reisa menyebutkan terkait kapasitas, pemerintah PCR dan SGTF sedang mengupayakan akan dipercepat.
"Kalau ada kasus penanganannya bisa dilakukan sedini mungkin. Pemerintah juga meningkatkan rasio dari treasing pada daerah jumlah kasus positif diketahui lebih 30 orang," ungkap Reisa pada siaran Radio Kesehatan, Selasa (18/1/2022).
Baca juga: Omicron Meningkat, Umrah Tak Dilarang, Jemaah yang Dapat Visa Bisa Berangkat, Ini Kata Menag
Proses ini menjadi penting, untuk mencegah terjadinya peyebaran penyakit makin meluas.
Treasing pun melibatkan banyak orang dan pihak di antaranya seperti Polri, TNI, sampai masyakarat.
Selain itu Reisa menyebutkan update terbaru dari treatment yang disediakan pemerintah.
Di antaranya menyediakan isolasi terpusat dan mandiri untuk gejala ringan, tanpa gejala.
"Sedangkan muncul gejala sedang berat, disediakan rumah sakit dengan kapasitas yang mencukupi. Kalau kondisi sekarang di Indonesia, kasus Omicron memang didominasi tanpa gejala atau ringan," kata Reisa menambahkan.
Di sisi lain, pemerintah ingin kembali menguatkan pelayanan dari telemedecine.
"Ini sangat bermanfaat. Ada 17 platform telemedecine yang menyediakan jasa konsultasi dokter, pengiriman obat, semua gratis bagi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah," paparnya.
(Tribunnews.com/Shella LatifaAisyah Nursyamsi)
Baca berita lainnya soal virus corona