TRIBUNNEWS.COM - Covid-19 varian Omicron masih melanda sejumlah negara-negara di dunia.
Di Indonesia, kasus Covid-19 Omicron ini telah mencapai sebanyak 1.766 kasus per Rabu (26/1/2022).
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut terdapat sejumlah fakta ilmiah terkini terkait varian Omicron ini.
Berdasarkan penelitian terkini, setidaknya muncul delapan fakta ilmiah baru tentang Covid-19 Omicron ini.
Berikut fakta terbaru Covid-19 Omicron seperti dijelaskan Wiku dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19, Selasa (25/1/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Temuan Omicron di Jaksel Ada 91 Kasus, Tersebar di 9 Kecamatan
Baca juga: Studi di Inggris: Dua Pertiga Orang yang Terpapar Omicron Pernah Positif Covid-19 Sebelumnya
1. Lebih Dominan
Sejak kemunculan kurang dari dua bulan lalu, varian ini lebih mendominasi dibandingkan varian sebelumnya yaitu Alpha, Beta, dan Delta.
World Health Organization (WHO) merangkum varian Omicron menyebabkan kenaikan kasus yang lebih tinggi dibandingkan varian Delta dikarenakan lebih mudah menular.
Penyebabnya varian Omicron memiliki tingkat mutasi tinggi yang mempengaruhi kemampuannya dalam menginfeksi tubuh. Mencegah penularan sejak level individu adalah cara terbaik untuk mencegah lonjakan kasus.
2. Masa Inkubasi
Masa inkubasi atau munculnya gejala sejak pertama kali terpapar virus cenderung lebih cepat daripada varian lain.
Berdasarkan data awal seperti publikasi Brandal, L. T., dkk., 2021 dan rilis CDC, median masa inkubasi varian Omicron cenderung lebih singkat dibanding varian sebelumnya.
3. Gejala Omicron
Studi terbatas di Norwegia serta rilis technical briefing dari Inggris menyebutkan gejala pada varian Omicron tidak spesifik namun disinyalir lebih ringan, terutama pada kelompok yang sudah memiliki kekebalan.