Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) baru-baru ini mengeluarkan hasil pengamatan tahunan terkait pandemi Covid-19.
CISDI menyebutkan jika terjadi tumpukan masalah dalam mengendalikan pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal Diungkapkan oleh Direktur Eksekutif CISDI Gatot Suarman Ilyas dalam webinar Lokapala 3.0 bertajuk “Habis Gelap Terbitkah Terang?"
Masalah pertama adalah CISDI melihat pemerintah fokus pada saat lonjakan kasus Juli 2021 pada kebijakan pegaturan mobilisasi sosial dan karantina.
"Istilah PSBB, PPKM level 1-4, skenario yang diciptakan berubah-ubah dan hanya berputar pada fokus mobilisasi sosial. Padahal ada hal lain yang lebih krusial seperti testing, treacing dan treatment (3T)," kata Gatot, Jumat (28/1/2022).
Kedua, para ahli dan ilmuan terbatas memberikan pandangan. Padahal hal ini penting, agar pemerintah bisa menciptakan kebijakan berbasi epidermis.
Baca juga: Ahli Sebut Varian Omicron Bisa Timbulkan Dampak Kesehatan Jangka Menegah dan Panjang yang Serius
Ketiga, CISDI melihat dari inkonsistensi pemerintah berdampak pada kepercayaan publik terhadap pandemi. Masyarakat pun mempertanyakan apakah pandemi Covid-19 benar-benar ada atau tidak.
Keempat, strategi pemerintah selama ini seolah bertumpu pada kurva epidemiologi yang melandai seiring dengan penurunan jumlah kasus. Semakin banyak terjangkit maka akan menurun dengan sendirinya.
"Tumpukan masalah tadi, melahirkan tiga skenario dari CISDI. Skenario pertama adalah bussines as usual yang bermakna tidak ada perubahan yang berarti," kata Gatot menambahkan.
Pandemi akan terjadi terus seperti ini. Seiring dengan kebijakan yang tidak terlalu banyak perubahan. Kedua skenario perubahan sporadis. Beberapa lokasi mungkin akan sukses melewati pandemi.
Ditandai dengan tingkat kerentanan kasus yang sudah rendah. Diikuti pula dengan cakupan vaksin Covid-19 yang tinggi. Namun di beberapa lokasi, kasus akan meningkat.
Sedangkan skenario ketiga, CISDI optimis Indonesia menang melawan Covid-19. Tanah Air bisa keluar dari pandemi ini. Terjadi perubahan secara struktur, masif dan cepat. Sehingga Indonesia bisa mengantisipasi lonjakan kasus berikutnya.
Baca juga: Stafsus Billy Mambrasar Bahas Visi Jokowi Untuk Indonesia Emas
"Dari tiga skenario tadi, yang paling memungkin di 2022 adalah skenario kedua. Terjadi secara terbatas, perlahan beberapa daerah dapat mengendalikan pandemi. Namun terjadi kerentanan cukup tinggi di beberapa daerah," papar Gatot lagi.
Pada kelompok daerah yang sukses keluar dari pandemi dikarenakan beberapa faktor. Satu di antaranya karena sudah vaksin Covid-19.
Namun akan ada kelompok lain yang berada dalam posisi rentan dan berisiko terjadi peningkatan angka kematian. Sehingga, harus menerima konsekuensi baik secara kesehatan, ekonomi dan sosial.