TRIBUNNEWS.COM - Subvarian BA.2 dari virus Corona varian Omicron disebut lebih menular dibandingkan tipe BA.1 yang mendominasi kasus Covid-19 saat ini, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Aljazeera melaporkan.
UKHSA mengatakan ada peningkatan tingkat pertumbuhan BA.2 dibandingkan dengan BA.1 di semua wilayah Inggris, Jumat (28/1/2022).
"Kami sekarang tahu bahwa BA.2 memiliki tingkat pertumbuhan yang meningkat yang dapat dilihat di semua wilayah di Inggris," kata dokter Susan Hopkins, Kepala Penasihat Medis untuk UKHSA.
BA.2 disebut juga sudah menyebar ke hampir sebagian wilayah Amerika Serikat (AS).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS , dalam sebuah laporan mengatakan BA.2 memang telah meningkat secara proporsional, Jumat (28/1/2022).
Namun saat ini BA.2 menyebar pada tingkat yang rendah di AS.
Baca juga: Sub-varian Omicron BA.2 Disebut 1,5 Kali Lebih Menular, Sudah Menyebar ke Hampir Sebagian AS
Baca juga: Kata Satgas Covid-19 soal BA.2 Subvarian Omicron, Bisa Sebabkan Perbedaan Hasil PCR
Lantas apa itu subvarian B.2?
Dikutip dari Time, BA.2 merupakan keturunan Omicron yang sekarang disebut oleh para peneliti sebagai BA.1.
Para peneliti di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan peningkatan jumlah infeksi BA.2 pada bulan Januari di Denmark, India, dan Inggris, meskipun baru beberapa hari sejak varian diidentifikasi, Afrika Selatan dan AS juga telah melaporkan kasus BA. 2.
Sejauh ini, virus telah terdeteksi di empat negara bagian AS, yaitu di California, New Mexico, Texas, dan Washington.
Para ilmuwan menemukan BA.2 berkat pengurutan genetik yang lebih luas, yang membantu mereka mendeteksi perubahan pada SARS-CoV-2 lebih cepat dan menentukan bagaimana mutasi tersebut dapat memengaruhi kesehatan manusia.
Apakah BA.2 lebih berbahaya dari Omicron?
Seperti Omicron, BA.2 mengandung banyak mutasi, menurut para peneliti di Massachusetts Consortium on Pathogen Readiness, sebuah kolaborasi peneliti akademis dari berbagai lembaga di wilayah Boston yang memantau perubahan genetik pada SARS-CoV-2.
Sekitar 20 mutasi telah ditemukan di daerah pengikatan antibodi yang menjadi target vaksin.