News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Kematian Harian Covid-19 Naik, Benarkah karena Omicron? Ini Analisa Ahli

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas saat mengangkat peti jenazah pasien covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Jumat (4/2/2022). Kasus covid-19 kembali meningkat hingga menelan korban jiwa, menurut petugas pemakaman pada Jumat (4/2) terdapat 13 jenazah terkonfirmasi covid telah dimakamkan di TPU Rorotan. Tribunnews/Jeprima

Adapun total kasus sembuh yakni 4.183.027 kasus. Selain itu total kasus meninggal yakni 144.554 kasus.

Jumlah kasus terbanyak berada di provinsi DKI Jakarta dengan 908.085 kasus. Kemudian disusul Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Benarkah kenaikan kematian ini karena kasus omicron? Berikut analisa ahli

Dua Analisa Pakar Kesehatan FKUI Tentang Tren Kenaikan Kematian Akibat Covid-19

Menurut Prof Tjandra Yoga Aditama ada dua analisa mendalam dari kasus kematian ini.

Pertama tentang varian Omicron yang berhubungan dengan peningkatan angka kematian.

Omicron sejauh ini telah mencatat lima orang meninggal.

Prof Tjandra Yoga Aditama (HO/TRIBUNNEWS)

Dapat dianalisa varian mana yang menyebabkan angka kematian naik menjadi sampai 42 orang kemarin.

"Kalau ternyata meninggal akibat varian Delta (karena yang meninggal akibat Omicron tercatat lima orang) maka perlu juga digali apakah memang jumlah pasien varian Delta juga makin meningkat sehingga ada peningkatan kematian ini," ungkap pakar kesehatan FKUI ini.

Di sisi lain, kematian akibat varian Omicron, maka tentu perlu digali kenapa varian Omicron sampai menimbulkan kenaikan kematian seperti ini.

Baca juga: Omicron Menyebar Luas, 50 Anggota Parlemen Iran Positif Covid-19

Kedua, analisa yang lebih tehnik klinis. Dalam hal ini akan baik kalau dilakukan audit untuk mengetahui penyebab kematian.

Seperti yang biasa dilakukan maka dapat dianalisa kelompok umur yang wafat, jenis kelamin, ada tidaknya komorbid dan kalau ada maka apa jenisnya, status vaksinasi dan yang juga penting adalah dimana tempat meninggalnya, apakah di rumah sakit atau di rumah.

"Data yang didapat akan punya dampak klinik bagaimana penanganan pasien gawat dan juga dampak kebijakan kapan pasien harus masuk rumah sakit, atau bentuk kebijakan terkait lainnya," jelas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

Epidemiolog Griffith University Australia: Tren Akan Terlihat Akhir Februari hingga Awal Maret

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman (Dokumentasi Pribadi)
Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini