Terpisah, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, saat ini tren kematian yang meningkat akibat varian Omicron belum terlihat.
"Namanya kematian itu adalah indikator telak yang akan terlihat biasanya setelah kasus meningkat paling cepat 3 minggu," kata Dicky dilansir Kompas.com, Minggu (6/2/2022).
Dicky menambahkan, saat ini memang mulai terlihat adanya peningkatan kasus kematian, akan tetapi tren ini baru akan terlihat di akhir Februari atau awal Maret.
Pemerintah diharapkan genjot vaksinasi booster
Hal itu karena orang-orang yang meninggal sekarang, artinya sudah terpapar sejak 3-4 minggu sebelumnya.
Sehingga untuk mengetahui dampak dari varian Omicron terhadap kasus kematian, bisa dilihat 3-4 ke depan.
Dijelaskan juga bahwa angka kematian adalah penanda keparahan suatu wabah atau pandemi.
"Semakin banyak kematian berarti parah," imbuh DIcky.
Dicky khawatir kematian akan banyak terjadi di daerah yang memiliki penduduk berisiko tinggi, seperti lansia dan orang dengan komorbid yang belum di-booster.
Oleh karena itu, dia berharap pemerintah bisa segera menggalakkan vaksinasi booster untuk kelompok rentan.
Dicky berpesan bahwa satu kasus kematian pun harus dianggap sebagai pelajaran berharga.
Adanya orang yang meninggal karena penyakit ini artinya penyakitnya tidak terdeteksi, tidak mendapat dukungan perawatan, terlambat ditangani, terapi pengobatannya tidak memadai, atau buruknya respons pemerintah.
Kasus Naik, Ini Beda Gejala Covid-19 Ringan, Sedang, hingga Berat
Isolasi bentuk mekanisme pengendalian kasus positif Covid-19 di masyarakat. Ketentuannya pun berbeda, tergantung derajat keparahan gejala pada masing-masing individu.
Masyarakat yang melakukan isolasi perlu mencermati gejala mulai yang ringan hingga berat, agar tak berakibat fatal.