TRIBUNNEWS.C0M - Berikut ciri-ciri gejala omicron dan hal-hal yang perlu diperhatikan di tengah lonjakan Omicron dalam artikel ini.
Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah tambahan kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 40.489 orang per Jumat (11/2/2022).
Diketahui, angka tersebut meningkat dari hari sebelumnya sebelumnya, Kamis (11/2/2022) dengan 40.618 pasien postif.
Total kasus Covid-19 di Indonesia hingga Jumat kemarin telah mencapai 4.708.043 kasus.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menghimbau kepada masyarakat agar taat prokes 5M dan mengurangi mobilitas di luar rumah.
Baca juga: 9 Gejala Omicron yang Menyerang Orang yang Sudah Divaksinasi Penuh, Sakit Tenggorokan hingga Diare
Sementara itu, dikutip dari laman resmi kemenkes, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi menyatakan, virus Covid-19 varian omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta.
Namun, apabila dilihat dari gejala lebih ringan dan memiliki tingkat kesembuhan yang sangat tinggi, pasien positif Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (Isoman) di rumah.
Lalu apa saja gejala Omicron?
Baca juga: Kriteria Pasien Omicron Dinyatakan Sembuh Usai Jalani Isolasi Mandiri
Baca juga: Ciri-ciri Virus Omicron, Perhatikan 6 Hal Ini di Tengah Lonjakan Kasus Omicron
Gejala Omicron:
Mengutip foxnews.com, berikut gejala Omicron:
- Menggigil
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit kepala
- Kehilangan rasa atau penciuman
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau berair
- Mual atau muntah
- Diare
5 Derajat Gejala Covid-19 Menurut Kementerian Kesehatan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021, berikut 5 derajat Covid-19:
1. Tanpa gejala/asimtomatis yaitu tidak ditemukan gejala klinis.
2. Gejala Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen >95%.
Gejala umum yang muncul seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia).
3. Gejala Sedang dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93% .
4. Gejala Berat dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen <93% .
5. Kritis yaitu pasien dengan gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan Dalam penanganan varian Omicron, rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen
Hal Penting yang Perlu Diperhatikan di Tengah Lonjakan Omicron:
Dikutip dari Instagram @kemenkes_ri, berikut hal penting yang perlu diperhatikan di tengah lonjakan Omicron:
1. Jangan hanya terpaku kenaikan kasus
2. Sebagian besar kasus Omicron, bergejala ringan dan tanpa gejala (OTG)
3. Gejala ringan dan OTG bisa isolasi mandiri
4. Prioritaskan Rumah Sakit untuk pasian yang lebih butuh
5. Ketatkan prokes 3M dan hindari berkumpul apabila tidak perlu
6. Penuhi vaksinasi dengan lengkap
Langkah Pencegahan Omicron
Melansir who.int, berikut langkah pencegahan Omicron:
1. Menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain
2. Memakai masker yang pas
3. Buka jendela untuk meningkatkan ventilasi
4. Hindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai
5. Menjaga tangan tetap bersih
6. Batuk atau bersin ke siku atau tisu yang tertekuk
7. Vaksinasi
(Tribunnews.com/Farrah Putri)