Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Warga yang telah menerima dosis pertama namun lebih dari 6 bulan tak melakukan suntikan dosis kedua diminta vaksinasi ulang.
Adapun jenis vaksin yang digunakan boleh berbeda dari suntikan pertama.
Aturan tersebut tertuang dalam surat bernomor SR.02.06/II/921/2022 mengenai Pemberian Vaksinasi Covid-19 bagi Sasaran yang Drop Out, yang terbit pada 13 Februari 2022.
Baca juga: 2,5 Juta Warga Diminta Mengulang Vaksinasi Covid-19, Ini Alasannya
Baca juga: Putus Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Booster
""Bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu lebih dari enam bulan, maka
vaksinasi primer harus diulang, dan vaksinasinya dapat menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula," kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu dalam siaran persnya, Selasa (15/2/2022).
Langkah tersebut diambil untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.
Vaksinasi Covid-19 perlu diberikan lengkap, baik dosis primer maupun dosis booster minimal enam bulan setelah dosis primer.
Kemenkes menegaskan pengulangan vaksinasi bagi sasaran drop out ini juga sesuai dengan rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) per 11 Februari 2022.
Berdasarkan laporan per tanggal 12 Februari 2022, vaksinasi Covid-19 dosis pertama telah diberikan pada sekitar 188.168.168 masyarakat.
Namun untuk dosis kedua baru sekitar 135.537.713.
Untuk itu diperlukan upaya untuk segera melengkapi vaksinasi primer bagi masyarakat yang belum mendapatkan dosis kedua (sasaran drop out).
Sementara, bagi sasaran yang belum menerima dosis kedua atau mengalami drop out dalam rentang waktu kurang dari enam bulan dapat diberikan vaksin kedua dengan platfom yang berbeda sesuai ketersediaan di masing-masing daerah.
"Mengingat saat ini vaksin Sinovac yang didistribusikan jumlahnya terbatas dan
diperuntukkan bagi sasaran anak usia 6-11 tahun, maka sasaran yang drop out dapat
menggunakan vaksin dengan platfom berbeda yang tersedia untuk melengkapi dosis keduanya dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa ED terdekat," jelas Maxi.