TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan ketentuan baru terkait pemberian vaksinasi booster terutama bagi kelompok lansia berusia di atas 60 tahun.
Kini, penyuntikan dosis lanjutan bagi lansia bisa diberikan minimal 3 bulan setelah menerima vaksinasi dosis lengkap.
Aturan baru ini tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor SR.02.06/II/ 1123 /2022 tentang Penyesuaian Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan (Booster) bagi Lansia.
Baca juga: Menteri Agama Serahkan Sertifikat Halal Vaksin Merah Putih
Baca juga: Pemerintah Mulai Wacanakan Booster Vaksin Keempat
"Kalau sebelumnya vaksinasi booster diberikan minimal 6 bulan, mulai hari ini pemberian dosis booster bagi lansia dapat diberikan dengan interval minimal tiga bulan setelah mendapat vaksinasi primer lengkap," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Adapun kombinasi vaksin yang digunakan untuk vaksinasi booster lansia bisa secara homolog dan heterolog dengan menyesuaikan ketersediaan vaksin di masing-masing daerah.
Pada prinsipnya, seluruh jenis vaksin yang telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta rekomendasi dari ITAGI bisa digunakan untuk percepatan vaksinasi booster lansia.
Namun, karena vaksin Sinovac jumlahnya terbatas dan diperuntukkan bagi sasaran anak usia 6-11 tahun, maka untuk booster ini dapat menggunakan vaksin selain Sinovac.
Selain itu, Nadia juga menekankan agar percepatan vaksinasi booster lansia berjalan beriringan dengan vaksinasi primer.
Pelaksanaannya juga harus merata di seluruh Indonesia, mengingat masih ada beberapa daerah yang cakupan vaksinasi keduanya dibawah 70% dari populasi.
"Percepatan vaksinasi baik primer maupun booster perlu dilakukan mengingat pasien Covid-19 yang meninggal sebagian besar adalah masyarakat yang belum divaksinasi, lansia dan orang dengan penyakit penyerta," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya mendorong daerah yang cakupan vaksinasinya belum sesuai dengan target kekebalan kelompok yakni minimal 70% dari populasi agar terus digencarkan.
"Mengingat faktor risikonya yang tinggi, kami mengimbau kepada masyarakat yang memang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi. Jangan menunda dan jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan sekarang juga," pesannya.
Baca juga: Kapolri Harapkan Vaksinasi Booster Untuk Lansia Dimaksimalkan
Baca juga: Cek Tiket dan Jadwal Vaksin Booster di PeduliLindungi, Ini Solusi Jika Tiket Tak Muncul
Perlukah Vaksin Covid-19 Keempat (Vaksin Booster Kedua)?
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan ada peluang suntikan vaksinasi Covid-19 keempat (vaksin booster kedua) akan dilakukan kepada masyarakat.
Ia mengatakan, vaksin booster terbukti memberikan efek proteksi terhadap paparan virus Covid-19.
Namun, kemampuan proteksi ini mulai menurun pada rentang 3-6 bulan setelah penyuntikan vaksin booster.
"Kalau nanti diperlukan dengan studi yang terus kita evaluasi ternyata kita butuh booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu perlu dilakukan," kata Dante saat mengisi Radio Kesehatan, Rabu (24/2/2022).
Meski kemungkinan tersebut terbuka lebar, Kementerian Kesehatan masih fokus untuk mempercepat dan menjangkau masyarakat yang belum atau tidak lengkap vaksinasinya.
"Tetapi sekarang yang mesti kita kejar adalah bahwa kita mesti melakuka equal policy. Masih banyak yang belum dapatkan vaksinasi pertama dan kedua, itu yang kita kejar dulu supaya kita bisa mendapatkan proteksi yang besar untuk masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi primer," jelasnya.
Ia menyebut, vaksinasi primer lengkap ditargetkan selesai pada bulan Juni ini.
Setelah selesai, maka akan dievaluasi dengan uji klinik dan epidemiologi.
"Apakah kita memerlukan booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu diperlukan tapi bukan sekarang waktunya melakukan booster yang keempat," imbuh Dante.
Sementara itu, dilansir Tribunnews.com, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan dasar pertimbangan pemberian vaksinasi keempat sangat bergantung dari manfaat yang diharapkan.
"Apakah untuk mencegah infeksi atau mencegah penyakit menjadi berat, dan juga pertimbangan pada kelompok mana akan diberikan, berbagai jenis vaksin yang ada?," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Kamis (24/2/2022).
Menurutnya, jika nanti ada pemberian booster kedua maka pemberian pada kelompok ini perlu diutamakan.
Misalnya petugas kesehatan, juga kaum lansia dan mereka yang dengan komorbid cukup berat.
(Tribunnews.com/Latifah/Rina Ayu Panca Rini)