TRIBUNNEWS.COM - Berikut update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Kamis (24/2/2022).
Menurut laporan yang diterima Tribunnews.com, jumlah kasus positif pasien terpapar virus corona yang tercatat pada Kamis bertambah sebanyak 57.426 kasus.
Pada hari sebelumnya, Rabu (23/2/2022), jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 61.488 kasus.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 5.408.328 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Baca juga: Vaksin Tak Cukup Hadapi Pandemi, Pakar Epidemiologi: Perlu Diimbangi Deteksi Dini dan Prokes
Baca juga: Ketua Dokter Jepang Sebut Corona Sudah Puncaknya, Perhatian Besar Kepada Vaksinasi Anak-anak
Kabar baiknya, ada sejumlah 42.518 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 4.674.873 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 4.632.355 jiwa.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia bertambah sebanyak 317 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 147.342 orang dari yang sebelumnya sebanyak 147.025 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Satgas Covid-19 Ingatkan Bukan Hanya Omicron, Sebaran Varian Delta Masih Ada di Indonesia
Kasus Covid-19 pada anak meningkat
Diwartakan Tribunnews.com, berdasarkan data internal IDAI, sedang terjadi peningkatan kasus infeksi Covid-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar Jawa.
Demikian dikatakan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Selasa (22/2/2022).
Dari 70 kasus di awal Januari hingga 14 Februari, sudah naik menjadi 350 kali lipat.
“Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021, jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat,” tutur dr. Piprim dalam Webinar Kesehatan: “Bahaya Covid-19 Omicron Pada Balita & Anak, Bagaimana Solusinya?”.
Ia mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi Covid-19.
Akan tetapi, tak boleh menganggap remeh karena berisiko pada masalah kesehatan yang fatal.
Potensi untuk anak mengalami (MIS-C) beberapa waktu kemudian setelah covid selesai ini masih mengancam anak-anak.
"Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negatif,” sambung dr. Piprim.
Gejala Covid-19 pada anak
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Fify Mulyani, MARS menjelaskan gejala pada bayi seperti berikut:
- Kesulitan bernapas;
- Batuk yang terus-menerus;
- Nafas yang pendek;
- Adanya penurunan intensitas buang air kecil;
- Menolak untuk disusui;
- Demam tinggi meski telah diberikan obat penurun panas.
Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita sebagai berikut:
- Pilek;
- Sakit kepala;
- Demam
- Mengeluh sakit tenggorokan.
Pencegahan
Untuk menjaga imunitas si kecil, dr. Sherly Indriani, Head of Medical Affairs & CME Darya-Varia Laboratoria pun menyarankan para orang tua untuk memberikan asupan vitamin C dan juga Zinc.
Seperti diketahui, Zinc dan vitamin C baik sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terutama di masa pandemi.
“Memberikan vitamin C dan Zinc. Kami di PT Darya-Varia mempunyai produk dengan komposisi tersebut yang kami namakan Imunped," ujar dr. Sherly.
Selain itu, Indriyanti Rafi Sukmawati, Business & Marketing Director PT Prodia Widyahusada Tbk menambahkan, penting untuk memeriksakan diri secara rutin.
Prodia memiliki misi untuk terus berkembang melayani masyarakat di tengah pandemi, termasuk melayani konsultasi melalui prodia mobile.
Serta Prodia Children Health Centre yang merupakan klinik khusus anak usia 0-18 tahun dengan layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan perkembangan setiap tahapan usia.
Vaksinasi pada Anak Terus Dipercepat
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Erna Mulati, MSc., CMFM, menjelaskan sebagai orang tua penting untuk menjaga kesehatan si kecil di masa pandemi ini lantaran anak merupakan aset berharga suatu bangsa.
Tercatat bahwa jumlah vaksinasi yang dilakukan anak usia 6 sampai 11 tahun mencapai 65,6 persen untuk yang pertama, lalu 25,85 persen untuk dosis yang kedua.
Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun tercatat 91,73 persen dan dosis yang kedua adalah 72,7 persen.
Angka tersebut menunjukkan bahwa kelancaran kesehatan masih membutuhkan hubungan antarsektor dan berbagai pihak demi meningkatkan capaian.
Baca juga: Dari Demicron ke Deltacron, Benarkah Ada Gabungan Varian Delta dan Omicron? Ini Ulasan Ahli
(Tribunnews.com/Milani Resti/Rina Ayu Pancarini)