Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Semua anak boleh divaksinasi Covid-19 namun harus dalam keadaan sehat, agar manfaat vaksinasi menjadi optimal.
Vaksinasi anak membuat anak terlindungi dari tertular Covid-19.
Segerakan vaksinasi, kecuali anak sedang dalam enam kondisi ini, vaksinasi dapat ditunda:
1. Suhu anak lebih dari 37,5 derajat celcius.
Sebaiknya tunda hingga anak sembuh dam suhu tubu normal
2. Tekanan darah anak lebih dari 140/90mmHg.
walau sudah diulang 5-10 menit. Vaksinasi dapat ditunda atau rujuk anak ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Anak baru sembuh dari infeksi Covid-19.
Bila gejala ringan tunda hingga 1 bulan.
Bilan gejala berat tunda hingga 3 bulan setelah sembuh.
4. Tunda kunjungan vaksinasi anak jika anak sedang dalam keadaan demam, flu, batuk, nyeri menelan, dan diare.
Ketika dalam kondisi ini, anak disarankan berobat ke fasyankes.
5. Anak pernah mendapatkan perawatan di RS atau mengalami kedaruratan medis. Tunda sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.
6. Jika anak memiliki gangguan imunitas (autoimun, alergi berat, dan defisiensi imun atau penyandang penyakit hemofilia/ kelainan pembekuan darah. Tunda sampai diizinkan oleh dokter yang merawat dan disarankan melakukan vaksinasi di RS
Manfaat Anak Terima Vaksinasi
Sejak 14 Desember 2021, ratusan daerah yang memenuhi syarat telah menggulirkan vaksinasi anak.
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), menjelaskan anak-anak perlu mendapatkan perlindungan dari paparan Covid-19, mencegah menjadi berat hingga fatal.
"Jadi anak-anak juga ada komorbid. Ada diabetes, jantung bawaan, asma itu kalau kena Covid menjadi berat," kata Prof Sri beberapa waktu lalu.
Lalu alasan kedua yang harus orangtua pahami alasan anak harus diberi vaksin Covid-19, adalah walaupun mereka klinisnya ringan tetapi mereka tetap bisa menularkan kepada orang-orang di sekitarnya, seperti teman, orang tua.
"Apalagi kalau di rumah itu ada nenek kakek yang dengan komorbid dan belum dikasih vaksinasi sangat berbahaya. Jadi walaupun ringan tapi bisa menularkan. Jadi ada keutungan diri sendiri dan orang lain," ungkapnya.
Ketiga, anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) mulai menjalani pembelajaran tatap muka.
"Ini perlu dipersiapkan. Jadi bukan hanya gurunya dan juga orang-orang sekitarnya di sekolah, tetapi juga anak-anak harus imun, supaya tidak menular. Jangan sampai nanti kalau buka sekolah, kemudian aja klaster baru dari sekolah, itu yang kita tidak harapkan" kata Prof Sri.
Keempat, mendukung tercapainya herd imunity atau ketebalan kelompok .
"Kita harus mendapatkan sekitar 70 dari sasaran atau 40 persen dari populasi itu termasuk anak tentunya, karena populasi kita juga tidak dibatasi hanya orang dewasa saja. Hal-hal itulah mengapa kemudian BPOM membuat regulasi rekomendasi mengenai EUA," jelas perempuan berkacamata ini.