News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ahli: Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Lebih Baik Diprioritaskan pada Orang yang Berisiko Tinggi

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis menyuntikan vaksin kepada warga pada pelaksanaan Vaksinasi Booster Covid-19 dalam rangka perayaan Imlek 2573 di Gedung Pusat Pembelajaran Arntz Geise (PPAG) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (19/2/2022). Vaksinasi Booster Covid-19 yang diselenggarakan Ikatan Alumni (IKA) Unpar bersama Unpar, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat dan Dinkes Kota Bandung itu menyiapkan 3.000 dosis vaksin untuk civitas akademika, alumni, warga sekitar serta masyarakat Kota Bandung yang berlangsung selama dua hari. Kegiatan ini bertujuan selain membantu program pemerintah juga untuk membantu persiapan rencana pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) Unpar untuk waktu mendatang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama memberikan pendapatnya terkait adanya wacana vaksinasi Covid-19 dosis keempat.

Diketahui, isu adanya vaksinasi Covid-19 dosis keempat ini pertama kali dilontarkan oleh Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono.

Tjandra menilai, untuk saat ini, pemerintah seharusnya memprioritaskan untuk meningkatkan jumlah vaksinasi primer, terutama vaksinasi primer untuk para lansia.

Selain itu, Tjandra juga meminta pemerintah untuk meningkatkan vaksinasi booster.

Baca juga: 14 Provinsi Ini Terus Mengalami Penurunan Kasus Covid-19

Pasalnya berdasarkan data terakhir, presentase vaksinasi booster di Indonesia baru sekitar lima persen saja.

Sehingga menurut Tjandra pemerintah harus meningkatkan jumlah tersebut.

"Kalau kita lihat secara keseluruhan, prioritas pertama saat ini adalah meningkatkan jumlah vaksinasi primer. Terutama juga kaum lansia agar makin banyak orang yang sudah mendapatkan vaksinasi primer."

"Yang kedua, selain itu juga meningkatkan booster. Menurut data terakhir yang melakukan booster kan baru sekitar lima persen, jadi itu harus ditingkatkan," kata Tjandra dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (2/3/2022).

Baca juga: Kemenkes: Angka Kematian Pasien Covid-19 Masih Tinggi

Lebih lanjut, Tjandra berpendapat, jika pemerintah akan memberikan vaksinasi booster kedua atau dosis keempat, maka lebih baik diberikan pada orang yang berisiko tinggi.

Namun diberikannya ketika orang tersebut sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga sekitar enam bulan yang lalu.

"Kemudian jika akan memberikan booster kedua atau dosis keempat, maka leboh baik diprioritaskan pada mereka yang berisiko tinggi, tetapi sudah mendapatkan booster sekitar enam bulan yang lalu," terang Tjandra.

Baca juga: Pemerintah Tak Buru-buru Ubah Status Pandemi Covid-19 Jadi Endemi: Kita Lakukan Bertahap

Menko PMK: Vaksinasi Untuk Lansia Harus Dikebut

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menemukan pelaksanaan vaksin booster di Kota Malang masih harus dimaksimalkan.

Menurutnya, pelaksanaan vaksin booster terutama untuk kalangan rentan yakni kelompok lanjut usia (lansia) terbilang masih rendah dibandingkan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

"Di Malang untuk (vaksinasi booster) lansia masih relatif terlambat. Tapi saya harap seminggu dua minggu ini sudah bisa mengejar target sasaran sesuai capaian kab/kota lainnya" ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Senin (28/2/2022).

Hal tersebut diungkapkan oleh Muhadjir saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Klinik Rawat Jalan Rampal TNI-AD Denkesyah 05.04.03 Kota Malang, dan di Mall Sarinah Malang, pada Minggu (27/2/2022).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan fokus penurunan stunting tidak hanya pada daerah yang saat ini masih memiliki angka stunting tertinggi. Akan tetapi, pemerintah juga mendorong daerah-daerah lain bahkan hingga mencapai 0 stunting. (Istimewa)

Baca juga: 8 Negara yang Terbebas dari Pandemi Covid-19 Menurut WHO, Apa Saja?

Berdasarkan data Kemenkes, per 27 Februari 2022, vaksinasi lansia di Kota Malang untuk dosis 1 sebanyak 57.526 orang atau 68,89 persen dari target provinsi.

Lalu dosis 2 sebanyak 53.576 orang atau 64,46 persen dari target provinsi, dosis 3 sebanyak 10.902 orang atau 13,12 persen.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk seluruh kalangan masyarakat terus dipercepat.

Selain vaksinasi reguler dosis 1 dan dosis 2 yang terus dikebut, vaksinasi dosis 3 atau yang lebih dikenal sebagai "vaksin booster" juga terus diupayakan percepatannya.

Muhadjir mengatakan kelompok lansia harus dilindungi dari Covid-19 secara maksimal.

Baca juga: 69 Persen Pasien Covid-19 Meninggal Karena Belum Divaksin

Apalagi, menurut dia, saat ini yang lebih banyak terkena Covid-19 adalah mereka yang belum vaksin, belum lengkap vaksin, dan kelompok lansia dan yang memiliki penyakit komorbid.

"Karena itu sekarang pemerintah berdasarkan arahan Presiden, TNI Polri difokuskan pada pelaksanaan vaksinasi ini untuk lansia dan untuk mereka yang belum dibooster," ujarnya.

Dirinya berharap vaksinasi untuk lansia dosis lengkap dan dosis ke 3 (vaksin booster) dapat segera mencapai target, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Dia berharap, sebelum memasuki Bulan Ramadan pada April 2022. Upaya percepatan vaksinasi perlu melibatkan seluruh stakeholder baik pemerintah, TNI POLRI dan pihak swasta yang ada di Kota Malang.

"Mestinya sudah selesai. Target pemerintah pusat lansia sudah terbooster semua. Karena itu yang kita harapkan. Karena itu nanti kita harapkan selama puasa tidak ada kegiatan vaksinasi. Tapi kalau ada juga tidak membatalkan puasa," pungkas Muhadjir.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fahdi Fahlevi)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini