"Di antara BA.2 dan Deltacron, BA.2 ini yang harus kita waspadai saat ini. Bukan berarti Deltacron diabaikan.
"Tapi secara data, fakta, itu BA.2 yang Indonesia bisa berpotensi menyebabkan lonjakan baru," katanya kepada Tribunnews, Jumat (25/3/2022).
Baca juga: Beda Syarat dengan Nonton MotoGP Mandalika, Ini Alasan Mudik Wajib Vaksin Booster Covid-19
Meskipun, lanjut Dicky, gelombang baru tidak sebesar varian Omicron.
Di sisi lain cenderung akan berdampak pada daerah tertentu, terutama cakupan daerah yang vaksinasi Covid-19 masih belum memadai khusus dosis dua dan booster.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus menjadi catatan.
Apalagi menjelang aktivitas bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Sub varian BA.2 ini pun menjadi salah satu yang patut diwaspadai.
Mengingat, cakupan vaksinasi Covid-19 masih rendah di beberapa daerah.
"Jadi harus kuat mitgasinya. Ditambah dengan booster dan protokol kesehatan. Kemudian di masa puasa atau lebaran, kelonggaran bisa terjadi. Namun harus ditingkatkan upaya mitigasi," tegas Dicky.
Baca juga: 20 Juta Orang di Indonesia Sudah Disuntik Vaksin Booster Covid-19
Beberapa upaya yang bisa dilakukan, yakni mengejar cakupan vaksinasi Covid-19 untuk dosis dua dan tiga atau booster.
Upaya ini terhitung cukup membantu merendam lonjakan kasus.
Khususnya, pada kelompok rawan seperti orang lanjut usia dan mereka yang memiliki komorbid.
"Mereka yang menjadi kontributor dari kasus hunian rumah sakit dan kematian. BA.2 ini kecepatannya lebih cepat dari Delta. Dan orang yang belum mendapatkan vaksinasi baru satu dosis berisiko fatal saat terinfeksi," ungkapnya.
Catatan Redaksi:
Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Gilang Putranto/Aisyah Nursyamsi)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona