- Istirahat cukup.
- Kelola stres.
- Hindari rokok.
Jika menderita penyakit yang memerlukan konsumsi obat rutin, seperti kencing manis atau darah tinggi, Dien menganjurkan untuk tetap minum obat sesuai dengan anjuran dokter.
“Bila perlu, lakukan penyesuaian waktu minum obat selama puasa. Namun, konsultasikan dulu dengan dokter mengenai penyesuaian jadwal konsumsi obat tersebut,” terangnya.
Kondisi seseorang yang tak bisa divaksin saat puasa
Adapun kondisi tertentu yang mengharuskan vaksinasi ditunda, menurut Dien tidak ada perbedaan baik saat berpuasa ataupun tidak.
Misalnya, kondisi gula darah yang tidak terkendali dan tekanan darah terlalu tinggi saat skrining sebelum dilakukan vaksinasi.
“Pada kondisi gula darah yang tidak terkendali dan tekanan darah terlalu tinggi bisa ditunda untuk menerima vaksin,” ujarnya.
Selain itu, khusus lanjut usia (lansia) yang terlalu lemas karena berpuasa ataupun tekanan darah terlalu rendah juga bisa dipertimbangkan untuk menunda vaksin.
Sebagai informasi tambahan yang perlu diperhatikan setelah mendapat vaksin, jika muncul bengkak di lengan, bisa mengompresnya dengan air dingin.
Sementara jika terserang demam, masyarakat bisa mengonsumsi obat penurun panas setelah berbuka puasa.
“Setelah vaksin merasakan efek samping seperti bengkak di lengan, bisa mengompresnya dengan air dingin. Jika mengalami demam, konsumsi obat penurun panas setelah berbuka puasa,” tutur Dien.
Namu terlepas dari itu, penting untuk dipahami bahwa vaksin Covid-19 sendiri sampai saat ini masih menjadi salah satu yang efektif dalam mencegah keparahan dan penyebaran penyakit tersebut.
Menurut laman nhs.uk (30/3/2021), bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.
Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19 sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir. (Kompas/GridHealth)