TRIBUNNEWS.COM - Beredar kabar adanya varian baru Covid-19 dengan kode XE.
Varian tersebut diketahui pertama kali ditemukan di Inggris.
Terkait varian baru ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito memberikan penjelasannya.
Ia menyebut varian XE adalah gabungan dari dua varian Covid-19 Omicron, BA.1 dan BA.2.
Baca juga: Update Covid-19 Global 6 April 2022: Infeksi Covid-19 saat Ini Capai 493.564.717 Kasus
Berdasarkan penelitian awal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian XE 10 persen lebih menular dari Omicron BA.2.
"Berdasarkan data awal, kemampuan penularan XE sekitar 10 persen lebih tinggi dari Omicron BA.2."
"Namun, WHO menekankan perlunya penelitian lebih lanjut terkait penemuan awal ini," jelas Wiku dalam konferensi persnya di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (5/4/2022).
Hingga saat ini kasus Covid-19 varian XE juga belum ditemukan di Indonesia.
Meskipun begitu, pemerintah tetap melakukan pemantauan data terkini soal varian-varian baru Covid-19.
"Sejauh ini menurut Kemenkes, varian yang pertama ditemuka di Inggris ini belum ditemukan di Indonesia."
"Untuk itu, Pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan," papar Wiku.
Baca juga: Sebaran 2.282 Kasus Corona Indonesia 5 April 2022: DKI Jakarta Tertinggi dengan 568 Kasus Baru
Menurut data temuan itu, Wiku meminta masyarakat tak perlu takut dan panik dengan munculnya varian baru.
Sebab, rasa ketakutan berlebih justru dikhawatirkan berdampak menurunkan imunitas manusia.
"Rekombinasi virus bukan merupakan hal yang baru. Dan sudah banyak terjadi, termasuk pada virus selain Covid-19."