Meskipun WHO mengatakan bahwa varian XE tampaknya memiliki keuntungan tingkat pertumbuhan komunitas sekitar 10% dibandingkan BA.2, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan.
"Rekombinan khusus ini, XE, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi dan kami belum dapat memastikan apakah ia memiliki keuntungan pertumbuhan yang sebenarnya," ujar Susan Hopkins, Kepala Penasihat Medis untuk UKHSA dalam sebuah pernyataan.
"Sejauh ini tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tentang penularan, tingkat keparahan, atau efektivitas vaksin."
Munculnya Varian Baru Tidaklah Mengejutkan
XE bukan lah varian Covid-19 pertama, dan kemungkinan besar bukan pula yang terakhir.
"Ini adalah peristiwa rekombinasi yang sudah diduga-duga akan terjadi," ujar Amesh A. Adalja, MD, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, kepada Health.com.
UKHSA menjelaskan bahwa virus rekombinan terjadi ketika seseorang terinfeksi dengan dua varian lagi pada saat yang sama, memungkinkan pencampuran materi genetik virus.
"Varian rekombinan bukanlah kejadian yang tidak biasa, terutama ketika ada beberapa varian yang beredar, dan beberapa telah diidentifikasi selama pandemi hingga saat ini," kata Dr. Hopkins dalam sebuah pernyataan.
"Seperti jenis varian lainnya, sebagian besar akan mati dengan relatif cepat."
Varian Rekombinan Lainnya
Selain varian XE, WHO dan UKHSA mencatat bahwa dua varian rekombinan lainnya, XD dan XF, telah diidentifikasi.
XD dan XF sama-sama merupakan rekombinan Delta dan Omicron (BA.1).
Dua varian rekombinan lainnya menyebabkan lebih sedikit kasus yang dilaporkan, hanya 38 kasus varian XF yang telah diidentifikasi, dan tidak ada yang dilaporkan lagi sejak pertengahan Februari, kata UKHSA.
Sementara itu, 49 kasus varian XD telah diidentifikasi di Prancis.