TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah merilis data penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.455 kasus, Selasa (12/4/2022).
Hari ini, tambahan kasus Covid-19 meningkat dibanding sebelumnya, yakni berada di angka 1.196 kasus.
Tambahan kasus baru pun bertambah sebanyak 259 pasien dibandingkan pada Senin (11/3/2022) kemarin.
Sehingga, total kasus infeksi corona di Indonesia sebanyak 6.035.358 hingga sore ini.
Adapun untuk pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 3.286 dan jumlahnya mencapai 5.811.666 orang.
Baca juga: Update Covid-19 Global 12 April 2022: Infeksi Covid-19 saat ini Capai 500.054.346 Kasus
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Selasa (12/4/2022), untuk kasus kematian harian tercatat bertambah 43 jiwa.
Jadi, total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia sebanyak 155.717 jiwa.
Kemudian, untuk total kasus aktif di Indonesia sebanyak 67.975 orang.
Dikutip dari situs Kemenkes, total masyarakat yang sudah vaksinasi dosis pertama sebanyak 197.660.336 orang.
Kemudian, sebanyak 161.761.633 dosis kedua telah disuntikkan ke warga.
Untuk vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, saat ini sudah disuntikkan 27.960.917 orang.
Baca juga: Ini Alasan Masyarakat Perlu Lakukan Vaksin Lengkap dan Booster Jelang Persiapan Mudik
Prediksi Pakar Epidemiologi soal Situasi Pandemi di Indonesia setelah Mudik Lebaran
Diberitakan Tribunnews.com, pemerintah mengizinkan masyarakat melakukan mudik Lebaran tahun ini.
Namun, izin melakukan mudik ini disertai sejumlah persyaratan seperti sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dua dosis dan sebagainya.
Hal yang menjadi pertanyaan, apakah mobilitas masyarakat yang cukup besar saat lebaran akan menimbulkan lonjakan kasus kembali?
Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, hal ini tentu sesuai hukum biologi.
Prinsipnya dalam kaitan wabah, jika ada pergerakan masyarakat yang cukup banyak, diikuti interaksi tinggi, potensi penularan menjadi besar.
"Karena itu untuk mengurangi risiko dilakukan langkah antisipasi. Pemerintah sudah benar terkait penerapan kriteria orang bisa mudik dengan status imunitas. Atau bahkan sudah booster. Sebenarnya cukup," kata Dicky pada webinar, Jumat (8/4/2022).
Setidaknya, usaha yang dilakukan dapat mengurangi risiko.
Namun, lanjut Dicky, membuat status menjadi tidak ada infeksi kasus cukup sulit karena wabah masih melanda.
Apalagi angka positivity rate di atas 5 persen secara umum.
Itu artinya ada bagian masyarakat yang mudik tidak terdeteksi dan berpotensi membawa virus dan menularkan.
Dicky menyarankan, untuk memitigasi lonjakan perlu diantisipasi juga pada tujuan atau destinasi mudik.
Kemudian, pastikan orang yang dikunjungi sudah melakukan vaksin lengkap atau booster, termasuk ketaatan dalam meminimalisir risiko.
"Sekali lagi virus ini taat pada hukum biologi. Kita memahaminya dengan melakukan pencegahan, sehingga bisa berkurang potensi. Itu akan mengurangi lonjakan," kata Dicky.
Dicky menyebutkan, secara umum akan sulit menghindari terjadinya peningkatan.
Mengingat ada sekitar 20 persen dari penduduk Indonesia yang belum memiliki imunitas.
"Data serologi menunjukkan 80 persen memilki antibodi, jadi 20 persen masih rawan. Itu lah sebabnya potensi lonjakan ada. Tapi ini akan lebih kecil dan moderat dibandingkan dua tahun lebaran terakhir," kata Dicky.
Hal ini dikarenakan, orang yang memiliki bekal imunitas jauh lebih banyak.
Dicky menambahkan, jika Indonesia bisa melewati mudik tanpa lonjakan kasus yang sangat tinggi, maka bisa saja kondisi bisa jauh lebih membaik kedepannya.
Catatan Redaksi:
Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Gilang Putranto/Aisyah Nursyamsi)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona