Secara langsung bisa melalui droplet di saat anak-anak saling menyapa.
Sementara itu, penularan tidak langsung bisa melalui percikan pada permukaan, yang sering disentuh oleh semua orang di rumah.
Seperti ganggang pintu, pegangan tangga, atau alat tulis bersama.
Sehingga, penularan di sekolah memang tidak dapat dihindari dan berisiko tinggi.
"Bahwa ini harus diwaspadai oleh berbagai pihak. Baik dari pihak sekolah sendiri, orangtua, dan pemerintah daerah."
"Termasuk guru dan pengurus sekolah, pengasuh anak tentunya," ungkap dr Asti pada Talkshow di Media Center Satgas Covid-19 secara live streaming, Senin (12/9/2022).
Lebih lanjut, dr Asti menyebut, jika sebetulnya saat di sekolah, memberikan pengawasan telah menjadi tanggungjawab dari guru atau pengurus sekolah.
Tentunya, sistem di sekolah perlu dibuat untuk memonitoring terhadap anak-anak yang memiliki gejala.
"Lalu setelah itu juga tentunya edukasi tentang Covid-19 harus terus-menerus digencarkan. Baik melalui poster, podcast, atau speaker di sekolah untuk pengumuman secara berkala. Mengingatkan prokes dan sebagainya," papar dr Asti lagi.
Baca juga: Update Covid-19 Global 12 September 2022: Total Infeksi 613,8 Juta, Jumlah Kematian 6,5 Juta
Selain itu, perlu ada kewaspadaan pada para guru-guru dan pengawas sekolah.
Di mana ada waktu tertentu yang berisiko, anak-anak dapat melonggarkan prokes.
"Misalnya jam istirahat, pergi dan pulang sekolah perlu. Hal ini selalu diingatkan. Perlu satu tim di sekolah untuk saling mengingatkan. Dan memang cara paling aman jemput dan langsung pulang ke rumah," tegasnya.
Dr Asti juga menyarankan, anak bisa diingatkan dari sekolah hingga pulang ke rumah.
Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Gilang Putranto/Aisyah Nursyamsi)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona