TRIBUNNEWS.COM - Berikut update kasus harian Covid-19 di Indonesia hari ini, Selasa (10/1/2023).
Total penambahan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 hari ini sebanyak 469 kasus.
Jumlah penambahan kasus tersebut mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.
Di mana pada Senin (9/1/2023) kasus Covid-19 bertambah sebanyak 266 kasus.
Jadi, total keseluruhan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini menjadi 6.724.281 kasus, terhitung sejak 2 Maret 2020 lalu.
Kendati demikian, kasus sembuh Covid-19 di Indonesia juga ikut meningkat, dengan jumlah kesembuhan sebanyak 612 orang.
Baca juga: Update Covid-19 Global 10 Januari 2023: Jumlah Pasien Baru Pulih 265.184, Kasus Baru 188.530
Total keseluruhan pasien Covid-19 yang sembuh berjumlah 6.555.664 orang.
Sementara itu, untuk pasien Covid-19 yang meninggal dunia tercatat sebanyak tiga orang.
Sehingga total keseluruhan pasien meninggal dunia ada sebanyak 160.697 jiwa.
Pakar Ingatkan Kenaikan Kasus Covid-19 hingga Potensi Hiperendemi
Peneliti Keamanan dan Kesehatan Global, Dicky Budiman, menyatakan soal adanya kemungkinan kembali terjadinya kenaikan kasus Covid-19 hingga hiperendemi.
"Akan naik lagi ada (kemungkinan), alih-alih dunia cepat endemi ternyata kecenderungannya selain masih belum terkendali, lebih kearah hiperendemi," ungkapnya, Jumat (6/1/2022).
Hiperendemi sendiri merupakan infeksi atau wabah Covid-19 yang terus ada di berbagai tempat, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Indeks Saham China Diprediksi Rebound 15 Persen, Yuan Menguat 1,9 Persen Pasca Pelonggaran Covid
Serta jumlah penyakit tersebut bisa menigkat di atas prediksi.
Situasi itu akan berdampak ke Indonesia dan tidak hanya bergantung paa upaya seperti vaksinasi dan protokol kesehatan.
Namun, bergantung juga dari karakter biological virus itu sendiri.
"Ada faktor lain dari karakter biological virus sendiri yang menentukan seberapa cepat bermutasi, seperti apa karakter akhirnya," papar Dicky.
Baca juga: Thailand Cabut Kebijakan yang Wajibkan Pelancong Tunjukkan Bukti Vaksinasi COVID-19
Selain itu, Dicky juga mengatakan bahwa tidak hanya kematian dan keparahan saja, tetapi dengan pola hiperendemi ini setidaknya akan terhadi kasus infeksi yang tinggi.
"Tidak hanya kematian dan keparahan, tapi dengan pola hyper endemi ini, setidaknya akan terjadi kasus infeksi ya tinggi, tidak bisa diprediksi tapi tinggi," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Aisyah Nursyamsi)