News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Cerita Pelik Menkeu Sri Mulyani Atasi Pandemi Covid-19 hingga Putuskan Program PEN Berakhir

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam acara Rakornas Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Jakarta, Kamis (26/1/2023)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia gencar memulihkan ekonomi nasional seiring Pandemi Covid-19 yang kian mereda.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan, saat pandemi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 merangkak hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kata dia, penerimaan negara di tahun 2020 bahkan minus hingga 16 persen.

"Waktu pandemi, pendapatan negara terpukul karena semua rakyat ekonominya berhenti. Jadi penerimaan negara kita drop 16 persen menjadi Rp 1.600 triliun saja," kata Sri Mulyani saat Rakornas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, dikutip Jumat (27/1/2023).

Meski demikian, Ani menyampaikan, saat ini Indonesia masuk dalam masa transisi Pandemi Covid-19 menuju Endemik. Artinya, kasus Covid-19 semakin mereda hingga pemerintah optimis ekonomi nasional mampu pulih kembali.

Baca juga: Update Covid-19 Global 27 Januari 2023: Total Kasus 6674.194.922, Infeksi Baru 172.172

Ani menegaskan, pemulihan ekonomi nasional nantinya bakal didorong melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 sebesar Rp 3.061 triliun.

Sebab, program Penangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN) yang sempat dijadikan acuan kebijakan dalam percepatan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi sudah resmi berakhir pada akhir 2022 lalu.

Meski begitu, Ani berujar, tak menutup kemungkinan jika nantinya program penanganan Covid-19 (PC) pemulihan ekonomi nasional (PEN) bakal diberlakukan kembali.

"Ini adalah situasi kita. APBN fleksibel mengikuti tantangan yang dihadapi oleh negara kita. Sehingga kita berharap tahun 2023 melanjutkan pemulihan ekonomi," tegasnya.

Di sisi lain, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyatakan, meski program PC PEN sudah berakhir, pemerintah tetap mendorong pemulihan ekonomi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023.

"Anggaran tetap kita jaga tapi masuk ke dalam program reguler di kementerian/lembaga masing-masing," kata Suahasil.

Defisit Naik

Sri Mulyani Indrawati memaparkan, defisit APBN tahun 2020 semula sebesar Rp 307,2 triliun. Merangkak naik mencapai Rp 1.039,2 triliun pada saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

"Agustus 2020 defisit melonjak ke 634 persen, nominalnya Rp 1,039 jadi naiknya hampir dua setengah kali lipat. Dan kebutuhan pembiayaan mencapai Rp 1,645 triliun," kata Sri.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini