Pakar IDI Prof Zubairi Djoerban menyebut, subvarian ini dilaporkan bisa lolos antibodi vaksinasi dan infeksi alamiah.
Meski demikian, gejala yang ditimbulkan lebih ringan. Sehingga tidak perlu panik
Fakta Tentang Arcturus, Lebih Mudah Menular
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, subvarian ini lebih mudah menular.
Data yang ada memang menunjukkan Arcturus lebih mudah menular sehingga jumlah kasus dapat saja meningkat, tetapi sebagian besar kasusnya adalah ringan.
Jadi, kalau ada kasus bertambah maka tidak akan separah dulu, tentu kalau tidak ada perubahan genomik di masa datang.
Cara Penularan
Cara penularan sama seperti Covid-19 pada umumnya.
Gejala
Tentang gejala, tidak ada gejala yang khas yg membedakan Arcturus dengan varian-varian lain.
"Jadi untuk memastikannya harus dilakukan Whole-genome sequencing (WGS)," tutur Prof Tjandra.
Ia pun menganjurkan kepada pemerintah untuk meningkatkan jumlah WGS sehingga bisa tahu pola varian yang ada, termasuk ada tidaknya dan kalau ada maka dominan tidaknya Arcturus.
Juga melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) mendalam pada kasus-kasus yang dalam tiga hari terakhir ini hampir seribu jumlahnya.
Serta menggalakkan kembali vaksinasi booster kedua.