Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indonesia telah resmi mencabut aturan pakai masker yang jadi bagian dari protokol kesehatan pandemi Covid-19.
Pencabutan ini ditetapkan pemerintah lewat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dengan Surat Edaran (SE) No 1/2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pada 9 Juni 2023.
Terkait peraturan ini, lantas bagaimana nasib penjual masker saat ini?
Tribunnews pun mencoba bertanya dengan salah seorang penjual masker di daerah Ciputat, Tangerang Selatan bernama Ibnu.
Hampir setiap hari ia menjajakan masker satuan hingga berbentuk box di pinggir jalan.
Ia pun mengungkapkan jika hadirnya aturan ini tidak menjadi masalah.
Ibnu yakin, meski ada aturan bebas masker, masih ada masyarakat yang masih membutuhkannya.
"Iya gak apa-apa sih, tapi kan sekarang kebanyakan masyarakat masih ada yang bergantung pakai masker. Contoh ketika naik motor, untuk menghindari debu. Gak apa-apa sih, walau pemerintah mengeluarkan aturan ini," ungkapnya saat diwawancarai Tribunnews, Selasa (13/6/2023).
Baca juga: Syarat Baru Naik Kereta Api Per Juni 2023: Penumpang KA Boleh Tak Pakai Masker, Asal Sehat
Jualan Mulai Sepi, Penghasilan Menurun
Saat ditanya perihal penghasilan, Ibnu mengungkapkan jika benar terjadi penurunan pada penghasilannya.
Tapi penurunan tersebut bukan baru-baru ini terjadi.
"Pengaruh ke penjualan? Kalau untuk beberapa bulan ini agak sepi. Cuma gak apa-apa, namanya jualan kan gak harus selalu ramai terus kan, ada pasang surutnya juga," tutur Ibnu.
Tahun lalu, jualan Ibnu bisa mencapai Rp 2 juta perhari.
Namun belakangan, ia hanya meraup Rp 500 ribu - Rp 700 ribu perhari.
Bahkan empat bulan terakhir, kata Ibnu penghasilannya turun jadi Rp 400 ribu- Rp 500 ribu perhari.
"Ramainya berapa? Kalau tahun kemarin, sehari bisa sampai Rp 2 juta. Kalau sekarang Rp 500 ribu -700 ribu sehari. Tapi empat bulan belakangan ini paling Cuma Rp 300 ribu -400 ribu," papar Ibnu.
Meski demikian, ia merasa tidak apa-apa, yang penting tetap terjual dan ada yang membeli.
"Perasaannya gak apa-apa sih, yang penting ada laku saja. Karena kan gak semuanya orang beli masker setiap hari. Kan soalnya ada yang beli masker box isi 50," urai Ibnu.
Saat ditanya apakah dirinya khawatir jika masker miliknya tidak laku terjual, Ibnu beri jawaban pamungkas.
"Gak, kan rezeki sudah ada yang mengatur," tutupnya.