Sedangkan Terjemah yang menggunakan Bahasa Indonesia telah tercetak 16 juta.
Khusus untuk Terjemah Al-Quran dengan Bahasa Indonesia, disebar juga ke sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Brunai.
Di kedua negara tersebut, bahasanya kemudian diubah menjadi Bahasa Melayu.
Disadur dari berbagai sumber, ide penyusunan Terjemah Al-Quran dengan Bahasa Mandar ini berawal dari Baharuddin Lopa, yang saat itu menjadi duta besar Indonesia untuk Arab Saudi.
Edisi perdana diluncurkan sekira 2005 dan diproduksi sebanyak 20 ribu eksemplar.
Tiga Tujuan Percetakan Al Quran
Ahmad Tarjamy, rekan Abdum Aziz mengungkapkan bahwa percetakan ini mencetak Quran untuk tiga tujuan.
"Pertama, untuk hadiah bagi jemaah haji dan pengunjung percetakan. Kedua, untuk wakaf yang dibagi ke masjid dan sekolah maupun tempat lain di seluruh dunia. Ketiga, untuk dijual," papar Ahmad.
Pengunjung percetakan memang bisa juga membeli Quran di toko yang terdapat di bagian depan percetakan.
Baca juga: Jemaah Haji Gelombang II Mulai Diberangkatkan dari Makkah ke Madinah, PPIH Siapkan 98 Hotel
Mushaf Quran dijual mulai dari 14 real untuk ukuran terkecil, 17 real, 23 real untuk ukuran sedang, dan 30 real untuk ukuran besar.
Toko tersebut juga menjual Quran dengan tafsirnya berbahasa Arab seharga 23 real dan Juz Amma berbahasa Indonesia seharga 6 real.
Setiap harinya, ada 3000-5000 pengunjung percetakan. Di akhir kunjungan, biasanya akan diberikan mushaf Quran secara gratis.