Rahendi Triyatna tidak membantah masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatrol kualitas produk akhir buatan PTDI. Apalagi waktu 14 tahun terakhir yang mestinya dipakai untuk mematangkan laboratorium teknik PTDI, harus hilang akibat krisis.
"Kita sedang bekerjasama dengan Korea Selatan untuk tahap awal pengembangan desain pesawat tempur, juga dengan Turki. Memang masih jauh tapi kita akan terus upayakan,” kata Rahendi.
Setidaknya dengan kontrak yang ada saat ini, PTDI sudah berancang-ancang untuk mulai melakukan rekrutmen baru.
Ruang untuk insinyur yang kini baru diisi 800 orang akan diperluas dengan lulusan-lulusan baru terbaik dari berbagai universitas ternama di Indonesia.
Bahkan muncul gagasan untuk menarik kembali para ahli rancang bangun pesawat eks karyawan yang pada tahun 2000 terpaksa diberhentikan dan kini tersebar di berbagai pabrik pesawat di dunia.
Berita Populer
-
-
Netanyahu Ingin mengganti Kepala Staf Angkatan Darat Herzi Halevy, Ini Daftar Calon Penggantinya
-
Relawan INH Ungkap Kondisi Pengungsi di Gaza Hadapi Cuaca Ekstrem, Angin Kencang, dan Hujan Deras
-
Tentara Israel Terus Maju ke Lebanon Selatan Seiring Meningkatnya Pelanggaran Gencatan Senjata
-
57 Persen Warga Israel Ingin IDF Perang Lawan Iran, Menilai Gencatan Senjata Tak akan Tahan Lama
-
Iran Sebut Serangan Teror di Suriah Diatur oleh Amerika Serikat dan Israel
Berita Terkini
-
Konflik Suriah: Pemberontak Kuasai Wilayah Strategis di Aleppo
-
Ukraina Gunakan Rudal ATACMS, AS Beri Pernyataan Resmi
-
Otoritas Kesehatan Gaza: Tentara Senjata Israel Menguapkan Jasad Korban Genosida di Gaza Utara
-
Netanyahu: Gencatan Senjata di Gaza, Tapi Operasi Militer Berlanjut
-
Pemberontak Suriah Serbu Aleppo dan Rebut Desa Strategis