TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yuyun pelajar di Rejang Lebong Bengkulu yang tewas usai diperkosa 14 pemuda menjadi sorotan media-media asing.
Sejumlah media asing di antaranya Time, ABC Australia, Reuters dan BBC dari Inggris menyoroti kemarahan publik di Indonesia atas pemerkosaan itu.
Selain itu, respons Indonesia terhadap upaya perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan seksual juga menjadi perhatian mereka.
Time menulis judul The Rape and Murder of a Schoolgirl Has Brought Indonesia’s Culture of Sexual Violence Into Focus.
"Sebuah kejahatan brutal yang merenggut nyawa dan masa depan seorang siswi telah mengejutkan Indonesia dan menggerakkan masyarakat menuntut pemerintah dari negeri terbesar berpenduduk Muslim ini untuk mengambil tindakan serius," tulis Time di awal artikelnya.
Situs ABC Australia memasang judul Gang rape and murder of Indonesian teen sparks reform calls.
Sementara Reuters menulis, Girl's gang rape in Indonesia prompts angry calls for protection.
Reuters mengutip ucapan duka cita yang disampaikan Presiden Joko Widodo via Twitter sebulan setelah peristiwa mengenaskan itu terjadi.
Situs BBC Inggris menayangkan berita How a rape that was ignored angered Indonesia's women.
BBC/Rika Kurnia Ningsih
Eva Mazrieva dari VOA Indonesia menulis artikel berjudul Pemerkosaan Yuyun Representasi Darurat Kekerasan Seksual.
Eva menutup tulisannya dengan harapan, agar kampanye melalui sosial media tak surut sebelum upaya mencari keadilan bagi Yuyun usai dan mekanisme mencegah munculnya korban baru berhasil diterapkan.
Yuyun (14), seorang siswi SMP di Desa Padang Ulak Tanding, Kecamatan Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Ia meninggal pada awal April 2016 akibat diperkosa 14 pemuda usai pulang sekolah.
Korban ditemukan warga sudah tidak bernyawa di dalam jurang.
Kondisinya pun memprihatinkan, jasad Yuyun sudah dalam kondisi membusuk karena jasadnya baru beberapa hari kemuian ditemukan.
Saat ditemukan, korban dalam keadaan nyaris tanpa busana dengan kaki dan tangan terika, Senin (4/4/2016).