Ia merupakan kontestan tersisa yang memiliki denyut jantung paling mantap dari semua kontestan.
“Saya benar-benar bertekat untuk menang,” ujarnya kepada VICE.
“Saya telah berlatih di rumah.”
Selain unsur kompetisi, WoopsYang juga melihat even ini sebagai bagian dari seni pertunjukan. Kompetisi ini sendiri diadakan di tengah-tengah hari sibuk di tengah kota yang sibuk untuk melihat kontras antara orang-orang yang tidak melakukan apa pun dan situasi kaos kota-kota sekitar mereka.
“Cara terbaik untuk melihat kompetisi ini adalah dari salah satu gedung-gedung tinggi yang ada di sekitar. Anda akan melihat patch kecil keheningan di tengah-tengah segala kesibukan,” tambah WoopsYang.
WoopsYang juga mendorong para kontestan untuk datang berkompetisi menggunakan pakaian kerja mereka.
Tujuannya untuk menunjukkan bagaimana burnout bisa menyerang siapa saja, tapi semua orang bisa mendapatkan keuntungan dari melamun.
Meski banyak orang yang mencibir acara ini, WoopsYang tak ambil pusing.
Menurutnya, ia telah memberikan variasi liburan dan olahraga terbaru bagi orang-orang teriasa disibukkan oleh pekerjaan.