TRIBUNNEWS.COM, DILI - Republica Democratica de Timor Leste, nama dalam Bahasa Portugal yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi Republik Demokratik Timor Leste, ini adalah nama resmi dari negara Timor Leste.
Timor Leste adalah negara yang baru 14 tahun merdeka. Sebelum merdeka, Timor Leste adalah salah satu dari 27 provinsi yang masuk wilayah Republik Indonesia. Pada Jumat (9/12/2016), Kompas.com beserta rombongan jurnalis dari Indonesia berkesempatan berkunjung ke negara yang terletak di timur Pulau Timor ini.
Saat masih menjadi bagian dari Indonesia, Timor Leste dikenal dengan nama Timor Timur. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Timor Barat yang menjadi bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Butuh waktu sekitar 1 jam 45 menit penerbangan dari Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali untuk mencapai Bandara Presidente Nicolau Lobato di Ibu Kota Negara Timor Leste, Dili. Suasana panas nan kering langsung menyambut kami begitu mendarat di Dili.
Kondisi bertambah gerah saat memasuki terminal bandara. Meski berstatus bandara internasional, kondisi terminal Bandara Presidente Nicolau Lobato jauh dari kesan megah khas arsitektur bandara-bandara masa kini.
Tidak ada dinding-dinding kaca berukuran besar. Bangunannya pun hanya bangunan satu lantai. Tidak sampai di situ, pada beberapa sudut bangunan terminal juga terlihat bekas cat yang sudah mengelupas.
Salah seorang rekan jurnalis sempat berceletuk mengomentari kondisi tersebut. "Kalau masih masuk Indonesia mungkin bandaranya udah bagus," ujar dia.
Pendapat itu mungkin benar adanya. Karena saat ini sudah banyak bandara-bandara milik Angkasa Pura I di wilayah timur Indonesia yang direnovasi. Tentunya dengan arsitektur khas bandara masa kini.
Saat akan melewati pemeriksaan imigrasi, kami dikenakan biaya visa on arrival sebesar 30 dollar Amerika Serikat. Mata uang kertas yang resmi berlaku di Timor Leste memang adalah mata uang negeri Paman Sam itu.
Mata uang yang dibuat sendiri oleh Pemerintah Timor Leste adalah mata uang logam dengan pecahan 1,10,25, 50 dan 100 sen.
Bandara Presidente Nicolau Lobato berlokasi tak jauh dari pusat kota Dili. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit dari lokasi tersebut untuk mencapai tempat kami menginap di Timor Plaza, hotel sekaligus kawasan pusat perbelanjaan terbesar di Dili.
Secara geografis, Kota Dili berlokasi di pinggir pantai. Dalam perjalanan menuju hotel, kami sempat melihat salah satu sungai yang sudah dalam kondisi kering. Menurut pengemudi yang membawa kami menuju hotel, di Timor Leste memang sedang musim panas. Itulah sebabnya kenapa cuaca begitu terasa sangat panas.
Bahasa resmi kenegaraan di Timor Leste adalah Bahasa Portugal. Namun, dalam kesehariannya, sesama masyarakat di sana menggunakan Bahasa Tetun yang merupakan bahasa asli daerah setempat.
Meski sudah berpisah, masyarakat Timor Leste masih fasih berbahasa Indonesia. Mereka juga bersikap ramah. Seperti saat saya menanyakan lokasi toko yang menjual rokok. Tukang parkir itu langsung menanyakan merek rokok yang saya cari.