Para militan juga menculik dan menyandera seorang Pastor dan menyandera 14 orang sandera lainnya dan nasib mereka masih belum diketahui hingga kini.
Helikopter menembakkan roket pada kantong-katong kota yang dikuasai para militan sepanjang Selasa (30/5/2017) pagi. Kepulan asap hitam membubung dari bangunan yang tampaknya terkena, menurut wartawan AFP di Marawi.
Militan bersenjata yang didukung oleh pejuang Asing, termasuk dari Malaysia, Indonesia dan Singapura, demikian pihak berwenang mengatakan.
Baca: Militer Filipina Yakin Tak Lama Lagi Militan Maute Akan Kalah
Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menerapkan status darurat militer di seluruh Pulau Mindanao dan kepulauan di sekitarnya menyusul krisis di Marawi ini.
Akibat masalah ini, Presiden Duterte bahkan harus mempercepat kunjungan kerjanya di Rusia yang seharusnya berlangsung selama lima hari.
Serbuan kelompok bersenjata ini mengakibatkan dua tentara dan seorang polisi tewas serta 12 lainnya terluka.
Selain itu sebuah gereja, sekolah, dan penjara dibakar para penyerbu serta beberapa rumah penduduk juga mengalami kerusakan.
Marawi adalah ibu kota provinsi Lanao del Sur di Mindanao yang sebagian besar dari 200.000 orang warganya memeluk agama Islam. (AFP/Channel News Asia/AP/Reuters)