TRIBUNNEWS.COM, MARAWI - Otoritas Filipina meyakini tidak lama lagi pasukan militer akan mampu menghabisi dan mengalahkan kelompok militan Maute yang berafiliasi dengan ISIS.
Apalagi sejak Senin (29/5/2017), militer Filipina menggencarkan serangan udara untuk membombardir kantung-kantung persembunyian militan Maute di Kota Marawi.
Tepat dihari ketujuh darurat militer ditabuh Presiden Filipina Rodrigo Duterte, banyak helikopter diterjunkan untuk menembakan roket-roket ke posisi yang dikuasai para pemberontak ISIS.
Pendudukan kota Marawi oleh Kelompok Maute telah menjadi tantangan keamanan terbesar bagi Rodrigo Duterte di masa 11 bulan kepresidenannya.
Ia berkomitmen keras menghabisi kelompok bersenjata ISIS dengan kekuatan penuh militer.
Termasuk melalui serangan udara dan darat serta mengendalikan pusat kota yang berpenduduk 200.000 orang.
Militer Filipina memperkirakan para pemberontak mungkin akan mendapatkan bantuan dari "simpatisan" dan pejuang mereka yang telah dibebaskan dari penjara.
"Komandan kami disana meyakinkan bahwa akhir pertempuran sudah di depan mata," kata juru bicara militer Restituto Padilla kepada wartawan.
"Kami sedang berusaha untuk mengisolasi kantong-kantong perlawanan mereka."
Lebih dari 100 orang telah tewas, sebagian besar dari mereka militan, militer dan sebagian besar penduduk kota melarikan diri untuk mengungsi.
Militer mengatakan kelompok Maute masih ada di sembilan kota 96 barangay, atau komunitas.
Pemerintah percaya kelompok Maute melakukan serangan mereka sebelum bulan Suci Ramadhan untuk mengambil perhatian ISIS dan mendapatkan pengakuan sebagai afiliasi regional.
Pejuang Berpakaian Hitam
Menurut para saksi, militan mengenakan ikat kepala hitam yang khas dari ISIS terllihat di jalan-jalan kota dalam beberapa hari.