TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks kebahagiaan rata-rata manusia Indonesia dilaporkan menurun. Pada tahun 2016 tingkat kebahagiaan manusia Indonesia berada di peringkat ke-79 dari 155 negara tetapi pada 2017 turun ke peringkat ke-81.
Berdasarkan Indeks Kebahagiaan Dunia (World Happiness Index) yang dikeluarkan SDSN (Sustainable Development Solutions Network -red.) pada 2017, dibandingkan penduduk dunia lain, kebahagiaan manusia Indonesia ada di papan tengah saja yaitu peringkat 81 dari 155 negara.
Manusia Indonesia tidak sebahagia manusia Malaysia yang berada di peringkat 42; Thailand (32), Singapura (26), Amerika Serikat (14) dan Norwegia (1).
Namun manusia Indonesia lebih bahagia dibandingkan manusiaIran (108), Irak (117), India (122), apalagi dibandingkan Afganistan (141), dan negara Afrika tengah (155).
Fahd Pahdepie, CEO Inspirasi.co mengutipkan hal itu dalam peluncuran buku terbaru Denny JA "Bahagia itu Mudah dan Ilmiah" di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta, Minggu (9/7/2017).
Fahd mengutip laporan tahunan World Happiness Index 2017 yang dikeluarkan oleh SDSN, lembaga dalam naungan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).
Dilaporkan bahwa PBB kini menggalakkan ukuran baru kemajuan sebuah negara, yakni hal yang diukur tak hanya dimensi ekonomi (GDP per kapita), tapi juga nilai kebajikan sosial seperti program kesejahteraan, kegiatan beramal masyarakat, kejujuran dan saling percaya, termasuk tingkat korupsi.
Dari buku Denny JA itu, urai Fahd, Denny memformulasikan kebahagiaan dalam dimensi sosial dan personal sekaligus.
Riset mendalam soal kebahagiaan selama 30 tahun di bidang psikologi, neuro science, ekonomi, politik, diringkas dalam rumus dan tips 3P + 2S.
Formula ini merupakan gabungan dari personal relationship, positivity (cara berpikir dan sikap hidup positif), passion (keterlibatan sepenuh hati), small winning (pencapaian kecil) dan spirituality (spiritualitas).
Buku itu berusaha menjelaskan semua itu dengan cukup detil dalam bukun setebal 366 halaman, dengan bahasa yang mudah dipahami, serta dilengkapi dengan metode riset dan kisah-kisah inspiratif.
Menurut Denny, pemerintah pun perlu mulai menjadikan aspek ‘kebahagiaan’ sebagai tolok ukur pengembangan sumber daya manusia (human development) masyarakatnya.
Buku ini merupakan buku pertama program Inspirasi Book Project, yakni program menulis buku secara online di platform inspirasi.co.
Fahd juga memperkenalkan Inspirasi Book Project, proyek tetap dari Inspirasi.co. KataDepan selaku partner penerbit buku diwakili pemimpin redaksinya, Gita Romadhona.