TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengklaim dirinya hanya butuh 15 hari lagi untuk mengakhiri konflik di Marawi, Filipina.
Hingga kini, konflik Marawi dikatakan masih berlanjut, lantaran militan Maute di sana masih memiliki persediaan senjata yang banyak.
Jika melihat pertempuran yang sudah berjalan sebulan itu, diperkirakan butuh 10 hari hingga 15 hari lagi untuk mengambil alih Kota Marawi dari pendudukan Maute.
"Butuh 10 hari sampai 15 hari saja," ucap Duterte, Selasa (11/7/2017).
"Sepertinya kita keliru memperhitungkan jumlah persenjataan mereka. Tapi mereka tidak akan bisa lari dari kita," lanjutnya.
Baca: Gaya Presiden Duterte Berseragam Militer Sambil Menenteng Senjata Api Kunjungi Marawi
Sedangkan, kepala penasihat hukum kepresidenan Filipina Salvador Panelo masih belum bisa memastikan apakah pernyataan Duterte itu maksudnya adalah untuk memperpanjang masa darurat militer di Filipina.
Namun, Salvador Panelo memastikan bahwa keputusan untuk memperpanjang masa darurat militer akan bergantung pada rekomendasi dari Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) dan Kepolisian Nasional Filipina (PNP).
Sekitar 300 orang warga sipil masih terjebak dalam zona konflik Marawi dan diperkirakan sudah menjadi sandera kelompok Maute dan Abu Sayyaf.
Sedangkan, lebih dari 500 orang telah terbunuh dalam konflik tersebut, termasuk di antaranya 379 teroris, 89 anggota militer, dan 39 warga sipil.
Konflik di Marawi, yang telah menjadi sasaran serangan udara dan tembakan meriam setiap harinya, membuat kota tersebut kini layaknya kota mati. (Inquirer/Manila Times)