TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemuda yang bekerja di sebuah perusahaan perminyakan di Arab Saudi ini Selalu menerima hardikan dan hinaan dari teman-teman tempat ia bekerja.
Suatu Hari ia merasa kehausan dan bergegas mencari air untuk melegakan tenggorokannya.
Akhirnya ia menemukan air dan segera dimasukkannya kedalam gelas.
Ketika hendak diminum, dan belum sampai air itu masuk ke dalam mulutnya, ia berhenti karena mendengar suara sesorang: "Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan.
Air ini hanya khusus untuk insinyur".
Ternyata itu adalah suara dari seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.
Pemuda tersebut terdiam dan kembali menahan hausnya, karena ia tau kalau dia hanyalah anak miskin yang hanya lulusan SD.
Ia lulusan Tahfidz Quran, namun keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajemen Amerika.
Kata-kata yang diucapkan seorang Insinyur Amerika tersebut selalu terngiang di kepalanya.
Hingga ia bertanya pada dirinya sendiri: Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur hingga tidak bisa minum air tersebut? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?
Kata-kata tersebut ternyata menjadi spirit baginya untuk bangkit dan memiliki tekat yang kuat untuk menjadi seorang insinyur seperti mereka.
Ia bekerja siang ari dan melanjutkan sekolahnya pada malam hari. Hingga ia kurang tidur.
Akhirnya kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil hingga ia bisa lulus SMA.
Dan perusahaan pun memberikan kesempatan kepadanya untuk mendalami ilmu.