Ia pun dikirim ke Amerika untuk mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi.
Tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, pemuda tersebut pun berangkat ke Amerika untuk melanjutkan studinya.
Dan ia pun lulus dengan hasil yang memuaskan.
Dengan membawa gelar S1nya, pemuda tersebut pulang ke negerinya dan bekerja sebagai insinyur.
Kini ia pun bisa meminum air yang dulu dilarang baginya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa pemuda tersebut sudah terlatih bekerja keras hingga karirnya terus melesat.
Ia telah menduduki beberapa jabatan penting di perusahaan tersebut dan terus meningkat, mulai dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum hingga akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.
Uniknya, pemuda tersebut kembali bertemu dengan insinyur Amerika yang dulu pernah melarangnya untuk minum air tersebut.
Bedanya, kini insinyur Amerika tersebut menjadi bawahannya.
Suatu hari insinyur tersebut menemui pemuda tersebut untuk meminta izin libur.
"Aku ingin mengajukan izin liburan, Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak balas dendam atas kekasaran dan perilaku burukku di masa lalu".
Pemuda tersebut dengan senyum menjawab.
" Aku malah ingin berterima kasih kepadamu dari lubuk hatiku yang paling dalam, karena kau telah melarangku minum saat itu."
"Ya...Dulu aku memang sangat membencimu".
"Namun kata-katamu itulah yang membuat semangatku begitu kuat untuk meraih sukses".