Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejak Gunung Fuji Jepang tercatat sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, pengunjung ke gunung tersebut kini jauh semakin banyak.
Maka tak heran suasana perjalanan ke Gunung Fuji menjadi tidak nyaman karena berdesak-desakan akibat banyaknya pengunjung.
"Bersama perusahaan telkom KDDI kita bekerjasama mencoba mendeteksi langsung jumlah pendaki Gunung Fuji agar semua orang nantinya bisa mengetahui langsung kepadatan jumlah pendaki Gunung Fuji. Sehingga dapat mengambil keputusan pergi atau tidaknya demi keamanan, kenyamanan dan kesehatan mereka," kata Noboru Katsumata, Direktur Divisi Perdagangan dan Olahraga Pemda Gotemba, Kamis (10/8/2017) kepada Tribunnews.com.
KDDI telah mengembangkan sistem untuk memahami jumlah pendaki dan alat dipasang di lima titik jalur pendakian mulai pintu masuk sampai dengan ke jalur pendakian Gunung Fuji.
Baca: Serda Wira Sinaga Berulah Lagi, Sakit Kejiwaannya Diduga Kambuh
Alat diikatkan pada tiang tonggak kayu di lima titik tersebut.
Dalam demonstrasi itu, sensor inframerah dipasang di lima lokasi, untuk memahami jumlah orang yang telah melewati secara real time.
Tujuannya adalah untuk menghubungkan data yang diperoleh di jalur gunung mitigasi kemacetan lalu dipublikasikan di situs web internet dan di-update setiap 30 menit.
Dengan demikian setiap orang bisa memutuskan akan berangkat ke Gunung Fuji atau tidak.
Kalau merasa padat mungkin akan mengurungkan niat untuk ke Gunung Fuji karena pasti tidak nyaman dengan padatnya jumlah pengunjung.
KDDI dan Gotemba melakukan percobaan sampai tanggal 10 September 2017.
Data ini juga mempertimbangkan percobaan mencari jalur gunung lainnya dari Gunung Fuji guna mendapatkan data yang valid.
"Dengan bantuan dari data ini kita berharap dapat semakin memajukan pengembangan pariwisata seperti promosi mendaki gunung ini dengan lebih nyaman bagi masyarakat," kata dia.