Ia juga berniat menyumbangkan organ tubuhnya untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang membutuhkan.
Teman-temannya telah mengumpulkan uang lebih dari Rp 2 juta untuk biaya perawatannya.
Namun, di dalam suratnya Lou mengatakan tidak ingin menerima uang dari orang lain.
"Aku ingin tubuhku yang lain dikremasi, dan abunya ditebarkan di sungai Yangtze. Tidak ada upacara pemakaman atau batu nisan. Tolong biarkan aku pergi dengan tenang, tanpa jejak, seolah-olah aku tidak pernah ada di dunia ini."
"Makna hidup tidak diukur dari seberapa lama seseorang hidup, tapi kualitas hidup orang itu," kata Lou di akhir surat wasiat.
Hidup Lou berakhir dengan tragis, tapi segala kenangannya akan terus hidup dalam kehidupan orang-orang yang akan ia selamatkan.
Simak video di atas.(TribunVideo.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)